Saya sedikit telat membaca berita terkini aksi demo di Jakarta malam hari ini. Karena semalam sejak sebelum Maghrib ada agenda malam Jum'atan. Terutama peristiwa malam ketika Mobil Baracuda Brimob melindas hingga tewas seorang Ojek Online (Ojol) berjaket hijau yang berada ditengah massa aksi yang tengah membubarkan diri.
Dini hari saya kaget, sedih bercampur geram. Betapa polisi ini tidak bernurani (bukan oknum polisi, karena sudah nyata polisi). Walau sebelumnya juga dari video lain yang beredar di media sosial banyak kekerasan yang dilakukan terhadap demonstran. Tapi, tewasnya ojol ini benar-benar tidak dapat diterima dengan akal sehat. Kapolri secara langsung sudah meminta maaf dan propam akan memeriksa siapa pengendara baracuda dan polisi yang terlibat. Saya rasa tidak sesederhana dan gampang itu tanggung jawab seorang pemimpin tertinggi polisi.
Dalam setiap aksi dan pergolakan di dunia termasuk Indonesia. Kematian demonstran bisa menjadi percikan api yang kemudian menjadi bara yang menyulut nurani lebih banyak orang, lalu mendatangkan solidaritas yang meluas.
Ada almarhum mahasiswa Arif Rahman Hakim pada tahun 1966. Kemudian empat mahasiswa pahlawan Reformasi pada 1998. Dan sebagainya. Pada tahun 2025, dalam usia pemerintahan yang belum genap 10 bulan. Driver Ojol tewas. Semoga almarhum husnul khotimah dan keluarga diberi kesabaran juga ketabahan.
Saya membayangkan para petinggi Polri sejak semalam tidak dapat tidur nyenyak. Kapolri tongkat komandonya tidak dalam posisi aman lagi. Presiden dan kabinet pun, tidak bisa beristirahat sebagaimana usai demontrasi seperti biasanya. Kejatuhan Soekarno 1966 dan Soeharto 1998 menjadi fragmen sejarah dan pergerakan yang menghantui.
Sebelumnya mahasiswa, rakyat dan tentara bergerak menjadi bara gerakan. Apakah sekarang Ojol akan menjadi bara api itu?
Ojol bukan sekecil Ormas yang sering sok jago minta jatah sana sini. Ojol ini besar dan menyebar di seluruh negeri. Soliditas tak perlu diragukan apalagi saat merasa tertindas.
Dari https://www.tangerangnews.com/nasional/read/53760/Berapa-Banyak-Driver-Ojol-di-Indonesia-Segini-Jumlahnya menyebutkan berapa sih jumlah pengemudi Ojol di Indonesia:
BPJS Ketenakerjaan menyebutkan ada 2 juta driver Ojol. Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia, pada tahun 2020 pengemudi Ojol diperkirakan mencapai 4 juta orang. Satu juta diantaranya beroperasi di Jabodetabek. Sedangkan Goverment Relations Specialist Maxim Indonesia Muhammad Rafi Assagaf mengatakan jumlah mitra di industri transportasi daring ini mencapai 7 juta orang.
Kita lihat hari-hari kedepan, sejarah apa yang sedang bergerak dalam detak perubahan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar