Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

135 [MULAI DARI DIRI SENDIRI]

Saya bersyukur kembali Allah SWT takdirkan di majelis ini. Acara syawalan atau halal bi halal Forum Lingkar Pena (FLP) NTB. Kopi darat macam ini mulai langka, tergusur dengan media komunikasi online yang begitu derasnya ditambah dengan kesibukan juga rutinitas yang kadang tak menyisakan jadwal yang bisa mempertemukan. Hingga ada yang berseloroh, "Bisanya kalau direncanakan tidak jadi-jadi, dan bila dadakan akhirnya jadi". Maaf pinjam kata-kata hari ininya Mbak Ciesel Dina Syihabna .  Dari pertemuan dua halal bi halal sepanjang hari Sabtu (19 April 2025) ini saya mendapatkan setidaknya di ingatkan kembali dua hal berharga.  Pertama, mendatangi bukan tunggu didatangi. Dua hal ini berbeda satu aktif dan satu lagi pasif. Biasanya jika punya kepentingan baru semangat mendatangi dan jika sedikit memiliki kelebihan timbul rasa harus didatangi. Jika di tarik dalam bahasa pergerakannya, membuat momentum atau menunggu momentum. Bila di bawa pada ruang kepemimpinan saya teri...

128 [NGOMONGIN KITA AJA]

Awan gelap dan mendung memenuhi langit siang jelang sore akhir pekan (Sabtu, 12 April 2025) kemarin, saat saya tiba di green house (GH) berukuran 8 are yang penuh dengan media tanam dan bibit cabai. Wajah dengan senyum khasnya menyambut dari bangunan yang hanya ruang terbuka dan kamar mandi disampingnya.  Disini, sejak dua tahun terakhir alumni Fakultas Pertanian Unram ini membudidayakan beragam bibit cabai yang tidak hanya dibeli oleh petani Desa Sukadana, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur lokasi GH Moeda Bibit, tapi juga luar Lombok Timur. Bahkan hingga Sumbawa, Dompu dan Bima.  Rizal Iswandi , saya mengenalnya lebih akrab saat launching dan bedah Buku Bestseller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa, buku pertama saya Desember tahun 2016. Setelah itu tak pernah bertatap muka lagi. Kecuali melalui media sosial.  "Abang, mau minum kopi, gulanya berapa sendok?" tawarnya sebelum lebih larut ngobrol dan saya kembali ke parkiran motor...

129 [NASI BALAP MAHASISWA]

Ketika kami mahasiswa, Haji Wahab bapaknya beliau tiap pagi mangkal di depan Asrama Mahasiswa menjajakan nasi balap dengan sepeda motor berwarna merah. Keranjang nasi balap diikat sedemikian rupa di jok belakang, lengkap dengan tempat sambal, sendok, kerupuk juga gorengan.  Karena usia, Haji Wahab tetap jualan nasi balap di rumahnya seputaran Ampenan. Sedang di asrama di gantikan oleh Andi sang anak. Ketika ada aturan baru tidak boleh berjualan di dalam kawasan kampus. Andi magkal di trotoar jalan Pemuda depan Fakultas Kedokteran Unram yang juga tepat di muka gerbang masuk kampus Undikma (dulu IKIP Mataram).  Sampai sekarang beberapa mantan aktivis mahasiswa masih singgah sarapan disini. Informasi terkait mereka bisa didapatkan dari Andi. Kadang jika ke Mataram saya janjian dengan mereka di sini.  Seporsi nasi balap hanya Rp. 6.000, gratis sambal goreng dan sambal terong. Toping lain juga tersedia, kerupuk Rp. 5.00, gorengan Rp. 1.000 dan air miner...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...