Langsung ke konten utama

111 [MENDEKAP RAMADAN]


Beberapa jam lagi kita akan masuk bulan Syawal, saat mentari terbenam. 

Satu jam sebelumnya kita masih milik bulan Ramadan, bahkan semenit dan sedetik nya masih berada pada bulan yang penuh kemuliaan ini. 

Selama 30 hari Ramadan telah menemani kehidupan kita penduduk bumi. Tentu tak semua kemuliaannya bisa kita dekap, ada saja khilaf atau kemaksiatan yang terselip oleh nafsu syahwat. Tapi, tetap saja banyak kebaikan yang didapatkan dibandingkan bulan lainnya. 

Diwaktu perpisahan yang kian dekat dan singkat, mari mendekap erat Ramadan. Dengan amal apa saja yang masih mampu dipersembahkan, karena pahalanya masih berlipat-lipat seperti awal menjumpai Ramadan. Tak semua mampu bertahan hingga titik akhir. Tak semua pula bisa menemui ujung perjuangan masih dengan tekad menutupnya dengan yang amal terbaik. 

Sebaik-baik kita yang baik pada ujungnya, Husnul khotimah. Kita ingin dalam dekapan perpisahan ini penuh dengan harapan, bukan lenyap berganti dengan hiruk-pikuk persiapan kemenangan untuk esok. Ibnu Rajab Al-Hambali mengungkapkan bagaimana dekapan orang shalih terdahulu melepas Ramadan, "Bagaimana mungkin air mata seorang mukmin tidak menetes tatkala berpisah dengan Ramadan, sedang ia tidak tau apakah masih ada sisa umurnya untuk berjumpa lagi."

Ramadan boleh saja pergi, tapi tak boleh berlalu dari diri dalam kehidupan kita 11 bulan ke depan. Ramadan bukan hanya lomba memperbanyak amal, tapi yang terpenting melatih kebiasaan kita untuk banyak beramal. Lomba hanya berakhir pada hadiah dan gelar juara. Namun, latihan ia akan terus membekas dan diasah tanpa ujung pada waktu-waktu berikutnya. 

Setiap yang di rindu tak akan usai pada dekapan perpisahan. Tapi, itu awal memupuk rindu yang lebih besar untuk perjumpaan berikutnya. Mari dekap Ramadan bersama kemuliaannya yang akan pergi dengan perpisahan yang indah. 

Cordova A-03, 30 Maret 2025, 16:25
#jelajahramadan #rehatiwanisnpiring #rehatiwan #mariberbagimakna #memungutkatakata #IWANwahyudi #ramadan 
@rehatiwan @rehatiwaninspiring 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...