Langsung ke konten utama

040 [PAHALA SECANGKIR KOPI]

 


Siapa yang tak mengenal kopi, minuman yang hampir semua orang tau dan pernah menyicipinya. Makin ke sini, kian ramai berdiri kedai-kedai kopi. Bahkan dikelola olah anak-anak muda. Mulai dengan menyewa bangunan atau toko hingga rombong sederhana ala kaki lima.

Selain mendapatkan kenikmatan dalam setiap sruputnya, kita juga ingin mendapatkan hal lebih. Bagaimana dari secangkir kopi dapat meraih beberapa pahala. Tentu dengan mengikuti bagaimana cara minum  sesuai dengan tuntunan agama. Cukup sederhana dan tak akan mengurangi gaya minum kopi kita sehari-hari.

Pertama, Jangan meniup, tunggu saja hingga agak dingin. Kopi yang disajikan dengan seduhan air panas, tentu perlu dibiarkan sejenak agar suhunya sesuai dengan kadar panas yang bisa diterima oleh mulut dan lidah kita. Tak perlu terburu-buru meniupnya. Biarkan ia mendingin sendiri sejenak.

Hadis dari Ibnu Abbas r.a.  “Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam melarang bernafas di dalam gelas atau meniupi gelas.”(HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).”

Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian minum, maka janganlah bernafas di dalam wadah.” (HR. Bukhari)

Kedua, Membaca “Bismillah” sebelum meminum. Sebagaimana melakukan makan dan minum serta mengawali aktivitas lainnya, dalam Islam kita hendaknya memulai dengan membaca “Bismillah”.

Dari sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahu’anhuma: Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “Wahai anak kecil, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu”. (HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)

Ketiga, Minum dengan tangan kanan. Setiap melakukan kebaikan kita selalu dianjurkan dengan menggunakan tangan kanan.


Berdasarkan hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma:  Jika seseorang dari kalian makan maka makanlah dengan tangan kanannya dan jika minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Karena setan makan dan minum dengan tangan kirinya” (HR. Muslim no. 2020).


Kelima, Minum sambil duduk. Dalam mencicipi secangkir kopi, hendaklah menyesuaikan dengan cara makan dan minum yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam teladan kita.

“Dari Abu Said bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum sambil berdiri,” (HR Ahmad dan Muslim).

Keenam, Setelah minum ucaplah syukur. Setelah menuntaskan secangkir kopi, selain kewajiban membayar harus pula bersyukur atas nikmat dan rezeki dari-Nya dengan ucapan “Alhamdulillah”.

Di antara doa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan usai makan atau minum adalah

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.” (Shahîh Sunan at-Tirmidzi, no. 2751)

Semoga dalam setiap menikmati secangkir kopi, kita juga dapat menghadirkan dan mendapatkan pahala dari-Nya.

Rumah Merpati 22, 9 Februari 2025. 17:59

#MariBerbagiMakna #Buku #BukuPenadanKita #reHATIwan #reHATIwanInspiring #28HariCinta #28HC2509 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #MemungutKataKata@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...