Langsung ke konten utama

033 [TERUSLAH BERBAGI]

 


Bagi sebagian orang berbagi dianggap mengurangi yang telah ada. Apalagi terkait dengan sesuatu yang menjadi hak milik. Berbagi ada kalanya hanya memindahkan dalam berbagai ruang-ruang yang lebih banyak. Dari satu dibagi dua, tiga dan seterusnya.

 

Berbagi bisa menjadi pengali dan pelipatgandaan dalam konteks berbuat baik dan beramal.  Sesungguhnya pun yang dimiliki bahkan diri ini sekalipun, bukan kita yang punya. Tetapi kesemuanya milik Allah swt yang dipijamkan atau dititipkan.

 

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapatkan pahala yang mulia.” (QS. Al-Hadid:18)

 

Allah swt memakai kata “meminjamkan” untuk yang kita sedekahkan atau dikeluarkan dijalan-Nya, padahal kesemuanya itu miliknya. Artinya Allah pasti akan mengembalikannya lagi pada si peminjam, yaitu kita. Bahkan tidak sebanyak takaran yang dipinjamkan, melainkan berkali-kali lipat. Tak cukup sampai disitu, Allah swt menambahkan pahala yang mulia.

 

Siapa yang paling tepat dalam menghitung dan tak mengingkari janji melebihi Allah swt?

 

Pekan lalu kami menunaikan amanah dari pembaca buku “Buku, Pena dan Kita”. Berupa donasi buku Iqro di Rumah Qur’an ustadz Nurdin di Dusun Riando Desa Sai Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Dibantu Adinda Abdul Salam seorang penulis muda yang juga asli setempat.

 

“Kami bersyukur sekali atas Iqro yang diberikan, semoga yang berdonasi dimudahkan rejeki dan berkah umurnya.”ucap ust Nurdin ketika menerima donasi. Terima kasih pada para pembaca, semoga senantiasa mendapatkan kebaikan-kebaikan dan kemuliaan sebagai Allah swt telah janjikan.

 

Mari teruslah berbagi dengan apa saja yang kita bisa dan miliki. Bukan menunggu sesuatu yang belum ada dan sesempurna prasangka kita juga kacamata orang. Berbagi dari hal yang kecil, sederhana, mampu dilakukan sekarang.

 

Rumah Merpati 22, 2 Februari 2025. 07:59

#MariBerbagiMakna #Buku #BukuPenadanKita #reHATIwan #reHATIwanInspiring #28HariCinta #28HC2502 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #MemungutKataKata@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...