Langsung ke konten utama

[SALAM PAGI 165 : MEMULAI HINGGA MENGAKHIRI]

 


Assalamu'alaikum Pagi

“Memulai itu tidak mudah, berproses tidak semua sanggup dan melangkah hingga akhir tak banyak yang bisa bertahan.”

Mengawali sesuatu merupakan sebuah garis pembeda antara imajinasi dengan kenyataan, antara gagasan dan perwujudan. Jika sekedar bermimpi sesuatu yang indah dan melebihi orang lain, setiap manusia pasti bisa. Bahkan mudah bagi sesiapa yang biasa-bisa saja.  "Awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan." (Plato). Tapi, memulai adalah milik mereka yang tersadar, bahwa segala sesuatu harus melalui garis permulaan dan hamparan niat.

"Ambil langkah pertama dalam keyakinanmu. Kamu tidak harus melihat seluruh anak tangga, cukup ambil langkah pertama." (Martin Luther King Jr.)

Segala cita-cita tak cukup digantungkan setinggi langit dan cuma memandangnya dengan berbaring di bumi. Seharusnya diri juga ikut mendekapnya di langit. Berproses dan berjibaku mewujudkan bukan hal yang mudah dan sesederhana bermimpi. Banyak yang terhempas dan tak sedikit yang terbuang karena tak sanggup melewatinya. Berikhtiar wilayah manusia bercengkrama menuju masa depannya yang masih dirahasiakan oleh-Nya.

Sebagaimana nasehat Pangeran Dipoegoro (1785-1855), “Hidup dan mati ada dalam genggaman Illahi. Takdir adalah kepastian, tapi hidup harus tetap berjalan. Proses kehidupan adalah hakikat, sementara hasil akhir hanyalah syariat. Gusti Allah akan menilai ketulusan perjuangan manusia, bukan hasil akhirnya. Kalaupun harus menjumpai kematian, itu artinya mati syahid di jalan Tuhan.

“Orang yang ingin cepat menikmati hasil tanpa mempedulikan proses cenderung kehilangan arah sebab dia selalu dipermainkan keraguan.” (Abdullah Gymnastiar)

Dalam proses akan direngkuh kenikmatan dan keberhasilan kecil. Ia tak sebesar dan mulia hasil akhir. Namun akan banyak yang tergoda dan merasa itu tujuan utama hingga mengakhir langkah. Atau akan dihadapi cobaan yang bertubi, rintangan yang tak sedikit atau hambatan yang belum berkesudahan. Berujung pamit sebelum melunasi batas kesabaran dan bersentuhan usaha pada titik maksimal.

Pemenang bukan siapa yang menjuarai setiap tikungan dan lintasan, tapi mereka yang dapat menginjak garis finish perjuangan.


#AssalamualaikumPagi #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1 @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...