Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2024

[SALAM PAGI 164 : BERMIMPILAH DAN LEKAS BANGUN]

  Assalamu'alaikum Pagi “Bila malam berselimut mimpi, maka pagi adalah waktu mendekap nyata semua mimpi-mimpi itu” Mereka yang tak memiliki mimpi seperti malam yang hampa tak pernah berujung dengan terbitnya mentari. Mereka yang memiliki angan-angan akan menjadikannya salah satu dorongan untuk meraihnya. Siapa yang punya cita-cita, dialah yang hidup juga perjalananya punya tujuan. Selama mimpi itu masuk akal dan tidak melanggar kaidah sebagai seorang manusia –seperti tidak ingin menjadi nabi atau bahkan tuhan- , pasti memiliki peluang untuk memeluknya dalam dunia nyata. Sebesar dan sesulit apapun itu. “ Carilah dari apa yang dianugerahkan Allah untuk meraih kehidupan akhirat dan jangan kamu lupa bagianmu dari kehidupan dunia ” (QS.Al-Qashsh:77) Allah swt Tuhan Yang Maha Esa saja memerintahkan untuk bermimpi dan mendekap hak-hak manusia kita di dunia ini bukan? Penyakit para pemimpi yang merusak adalah ingin terus bermimpi hingga memperpanjang waktu tidurnya yang penuh

[MUNIR, AKTIVIS ORANG HILANG YANG “DIHILANGKAN”]

  “Obat ketakutan paling mujarab adalah melawan ketakutan itu sendiri”.  (Munir) Pada usia 33 tahun pria ini bersama sejumlah organisasi civil society dan tokoh masyarakat mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), tepatnya pada tanggal 20 Maret 1998. Ia kemudian ditunjuk menjadi Koordinator Badan Pekerja KontraS. KontraS berawal dari sebuah gugus tugas yang dibentuk sejumlah organisasi civil society dan tokoh masyarakat bernama KIP-HAM pada tahun 1996. Dengan banyaknya pengaduan masyarakat, baik masyarakat korban maupun masyarakat yang berani menyampaikan aspirasinya tentang problem HAM kemudian tercetuslah ide membuat sebuah lembaga yang khusus menangani kasus-kasus orang hilang sebagai respon praktik kekerasan yang terus terjadi dan menelan banyak korban. Nama dan sosoknya kemudian wara wiri disejumlah media cetak maupun elektronik dengan aktifnya mengadvokasi korban orang hilang dan tindak kekerasan hingga pelanggaran

[SALAM PAGI 163 : PAKSA SAMPAI TERBIASA]

  Assalamu'alaikum Pagi “Kebaikan itu kadang perlu dipaksakan agar menjadi kebiasaan yang membiasakan.” Jiwa tak mudah awalnya melakukan sesuatu dengan sukarela. Kecuali memiliki alasan dan motivasi yang kuat atau ditempa dengan pembinaan dan pelatihan, melalui pembiasaan. Coba bandingkan saat bangun pagi saat dulu masa kanak-kanak dengan bangun pagi dimana diri ini telah dewasa pada titik ini. Dulu bisa jadi harus dibangunkan oleh orang tua atau bermalasan hingga bangun kesiangan. Sekarang tanpa dibangunkan, pasti bangun lebih pagi dibanding saat kecil dulu itu. Seakan tubuh juga otomatis memiliki alarm tersendiri turut membangunkan efek dari pembiasaan dalam jangka waktu tertentu tersebut. Memaksa diri hingga menjadi terbiasa ini akan membentuk pribadi setiap orang. Jika ada sesuatu kebiasaan yang tak dilakukan, seakan ada yang kurang bahkan terasa kehilangan. Awalnya berat, lalu menjadi ketagihan yang positif. Begitu pula dengan tabiat mereka yang telah terbiasa berbuat

[SALAM PAGI 162 : PAGI ADALAH KEHIDUPAN]

  Assalamu'alaikum Pagi “Pagi adalah milik mereka yang hidup. Berdetak kembali dari jeda. Bersuara kembali dari bisu. Bersinar kembali dari gelap. Hangat kembali dari dingin dan bergerak sesudah diam.” Perhatikan alam sekitar dipagi hari. Pergantian malam ke siang, gelap ke terang, sunyi ke melodi interaksi alam. Mentari menyibak dingin dengan kehangatannya. Bukankah itu semua bertanda kembalinya kehidupan setelah jeda dari malam. Tataplah kedalam diri saat dipagi hari. Mata mulai membuka kelopaknya melihat lagi. Telinga tetiba peka dengan beragam suara disekitar. Dan semua organ tubuh kembali berfungsi dengan normal dari istirahatnya. Hingga pesan otak diteruskan agar tubuh mulai bergerak dari diamnya bernama tidur malam. Saat waktu pagi datang, artinya alam dengan keseimbangannya memulai kehidupannya lagi, termasuk manusia. Bila ada yang masih diam tak bergerak dalam rebahan atau kemalasan, hanya ada dua label yang layak disematkan, mereka mati atau menunda kehidupannya

[JADI BESAR DENGAN BENAR]

"Berapa banyak amal yang remeh menjadi besar gara-gara niat. Dan berapa banyak amal yang besar menjadi remeh gara-gara niat." (Abdullah bin Mubarak)  Dalam semua hal dilalui oleh manusia tidak terlepas dengan alasan, proses dan tujuan atau hasil yang ingin dicapai. Bila hasil yang dicapai besar, namun dengan cara yang salah dan niat yang melatarinya jahat, pastilah hasil itu akan digunakan kembali untuk hal-hal yang beraroma maksiat.  Atau niatnya mulia sekali, tapi menggunakan cara yang tidak dibenarkan dan menghasilkan kesuksesan besar, tetap saja akan menodai bahkan mengikis kemuliaan yang dihadirkan diawal.  Dalam kontestasi pemilu, pemilihan presiden (pilpres) hingga pemilihan kepala daerah (pilkada) yang sedang berlangsung kini, tentu semua partai dan kandidat ingin menggapai kemenangan besar. Tapi sangat disayangkan kita dipertontonkan dengan praktek tidak benar secara gamblang bahkan tanpa rasa malu. Beberapa pejabat teras penyelenggara pemilu dan hakim pe