Langsung ke konten utama

Salam Pagi 111

“ Pagi saat suhu lebih rendah dari waktu lainnya. Bila sejuk ia akan membuat tubuh segar. Jika terlampau dingin, bergeraklah agar tubuh menghangat.”

Alam memiliki mekanisme alamiah yang menunjang peran dan fungsi keberadaan manusia di muka bumi. Manusia karena lebih sempurna dibandingkan makhluk lainnya tentu juga memiliki kewajiban yang tidak biasa. Kenapa ada manusia yang gagal? Sebagian diantaranya tidak menyadari dukungan alam padanya. Atau menyadari tapi tidak memanfaatkan alam tersebut. Ada yang bermalasan atau menyalahgunakan alam diluar fitrahnya hingga mendatangkan bencana.

Pada pagi hari, jika tidak sejuk berarti cuaca dingin yang diberikan pada semesta, dan manusia ada didalamnya. Keduanya menunjang manusia, walau ada yang mengeluhkan jika cuaca dingin bahkan menjadikannya alasan untuk beraktifitas.

Cuaca sejuk di pagi hari akan membawa perasaan segar  baik bagi tubuh secara keseluruhan maupun bagi pikiran seseorang. Memulai sesuatu dengan adem akan memulai hari kita dengan fresh dan tentu jauh dari stress.

Ada kalanya pagi juga menyapa dengan cuaca dingin. Sehingga makin menambah alasan untuk bermalasan atau tetap beraktifitas dengan penambahan perjuangan, minimal untuk mengalahkan rasa dingin. Membunuh rasa dingin sebenarnya yang paling efektif dengan bergerak. Walaupun ada proses alamiah thermogenesis yang menghasilkan panas guna keperluan tubuh untuk mencegahnya mengalami penurunan suhu tubuh, tapi dengan bergerak akan makin banyak menambah pembakaran kalori sehingga tubuh akan cepat menghangat.

Pagi merupakan permulaan hari yang menjadi pertanda bagi manusia untuk memulai beraktifitas. Beraktifitas apapun tentu berawal dengan sebuah kata kerja, bergerak.

#AssalamualikumPagi #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri
@inspirasiwajahnegeri 
Iwan Wahyudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me