Langsung ke konten utama

[DARI MANA MULAI MENULIS? ]


"Keinginan kuat dan motivasi yang dahsyat selalu membuat orang ingin segera berbuat, namun mereka kemudian bingung dari mana memulainya?"

"Bingung nih mau nulis apa dan dari mana?". Ungkapan yang selalu muncul dari para penulis baru. Baik mereka kekurangan ide tulisan ataupun terlalu banyak dan berserakan yang mau di tulis. 

Mulai dari memegang alat tulis, baik pena, laptop, HP atau sebagainya. Awali dari tema yang sudah tersedia di sekitar dan paling di sukai. Kenapa dimulai dengan yang terdekat? Jika tema yang jauh-jauh nanti akan banyak alasan menunda mulai dari perlu survey ketempat tema, mencari bahan-bahan pendukung dan sebagainya. Tidak semua punya stok semangat bertahan lama hingga benar-benar mulai menulis, apalagi hingga tuntas. 

Mulai dari yang disukai. Ia akan membuat bahagia dan menikmati semua proses seperti apapun gangguan dan tantangan selama menulis, cuek dan mengalir aja. Dari hobi, kebiasaan harian, orang-orang yang di kagumi, tempat-tempat yang dilewati dan kunjungi, kuliner yang dicicipi bahkan peristiwa yang barusan terjadi. 

Buku "Secangkir Inspirasi" ini misalnya, dari tulisan-tulisan yang tersebar di akun Instagram kami bertiga @annisanawwang , @pratamagia_  dan @iwanwahyudi1 yang di tulis entah sejak tahun berapa, terkait peristiwa, hasil membaca, apa yang dipikirkan dan terpintas disekeliling. Suatu waktu dikumpulkan dan dikelompokan dalam bab sesuai kesamaan tema. Tak pernah terpikir bakal jadi sebuah buku. Kami bertiga memiliki perbedaan yang beragam. 

So.. dari mana memulainya? Iya... dari kamu... 

Rumah Merpati 22
18012022 15:40
#30HariBercerita #30hbc2218 #InspirasiWajahNegeri #MariBerbagiMakna #reHATIwan #SecangkirInspirasi #IWANwahyudi
@inspirasiwajahnegeri @30haribercerita @iwanwahyudi1 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me