Langsung ke konten utama

[MULAILAH MENULIS]

Beberapa kali saya melihat disela-sela jam  kerjanya Ia membaca buku-buku tebal dan membuat catatan dibuku yang dibuat dari hasil menjilid sisa kertas fotocopy yang salah, suatu saat tahun 2017 awal ia meminta saya menilai hasil tulisan-tulisan dikertas bekas itu yang telah berbentuk file. Isinya sangat dalam dan kaya akan kisah hikmah para pejuang Islam, baik itu para sahabat Rasulullah maupun gerakan kontemporer. Saya ingat benar malam takbiran Ramadhan 2016 saya menghadiahkan ia Buku Bestseller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa. Ia adalah Nur Syamsu @nur_baehaqi_syamsu

Saat Buku Bestseller Inspirasi dan Spirit Manjadi Manusia Luar Biasa baru terbit pria hitam manis ini dengan sigap langsung memesan, bertemulah kami di sekretariat LDK Baabul Hikmah (dulu masih dibangunan samping Masjid Kampus). Ia pun berucap " Bang klo seperti ini saya akan menulis dan akan nerbitin buku sendiri juga". Entah apa yang bergulat dalam pikirannya. Beberapa waktu kemudian tulisannya muncul di Opini Koran Terbesar di NTB Lombok Post dan itu bukan tulisannya yang pertama dan terakhir dikoran itu. Awal 2018 saya dikirimkan naskah kumpulan tulisannya dengan halaman pertama cuma tertulis DAKWAH itu CINTA (halaman cover). Ia adalah @harmoko9 Harmoko
Akhir Bulan lalu terposting disosial media cover buku kolaborasi dua aktivis ini. Saya tersenyum bahagia pernah mengenal dekat kedua orang ini, memang benar kata bunda Pipit Senja virus menulis itu harus terus disebar sebanyak mungkin. Karena tulisan kita adalah warisan abadi klo boleh meminjam bahasa Bunda Helvy Tiana Rosa . Walau kita sulit menulis fiksi tapi tetaplah menulis apapun karena bisa jadi masuk dalam genre tulisan kontemporer atau tulisan jaman now istilahnya Dae Akhi Dirman Al-Amin . Jangan takut memulai tulisan, karena engkau pasti akan malu untuk tidak menyelesaikannya. Semua berawal dari langkah pertama.

17112018 18:42 Rumah Bersusun empat
#IWANwahyudi
#MariBebagiMakna 
#inspirasiwajahnegeri 
www.iwaninspirasinet.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...