Langsung ke konten utama

[KEKUATAN DARI KEGAGALAN]

Dalam menjalani hidup kita pasti akan menuai salah satu dari hasil akhir ; Kegagalan ataupun Keberhasilan. Setiap kita pasti ingin selalu menuai keberhasilan dan tidak seorangpun yang meminta disapa oleh kegagalan.

Kegagalan pasti pernah kita rasakan. Kegagalan memerlukan penyikapan, tak jarang mereka yang gagal dilanda frustasi dan sulit untuk bangkit kembali. Apalagi jika Kegagalan terjadi jauh bahkan tidak pernah diprediksi dan terfikirkan sebelumnya.

Dalam kegagalan sebenarnya ada kekuatan, yang dapat menjadi pelajaran bahkan pijakan untuk kita lebih berhasil bahkan melebihi keberhasilan yang tertunda sebelumnya karena kita menuai kegagalan.

1. Kegagalan membuat kita lebih kuat. Gagal itu bisa diibaratkan jatuh dan tentunya sakit. Mereka yang biasa tertempa dengan kegagalan akan lebih kuat menghadapi cobaan dan kegagalan berikutnya, kegagalan melahirkan orang-orang yang survive.

2. Kegagalan membuat kita lebih mengevaluasi kondisi. Mereka yang mengalami kegagalan biasanya akan melakukan evaluasi secara menyeluruh dan terperinci semua tahapan untuk menemukan dimana sisi kekurangan sehingga terjadi kegagalan. Kegagalan biasanya terjadi akibat faktor internal maupun eksternal, personal maupun organisasi serta polahubungan antar keduanya. Setelah melakukan evaluasi kita akan menemukan titik mana penyebab kegagalan sehingga bisa membuat daftar penyelesaian masalah untuk menutupi celah-celah yang menyebabkan kegagalan tersebut serta prediksi-prediksi dini sebagai antisipasi kegagalan berikutnya.

3. Kegagalan membuat kita lebih mendekat pada Tuhan. Saat gagal dan ditimpa ujian maupun penderitaan banyak diantara kita mengadukan hal tersebut kepada Tuhan, menyadari bahwa kesombongan yang selama ini hadir dengan menganggap sepele sesuatu hal, merasa paling bisa dan pasti akan sukses, lupa melibatkan Tuhan dalam proses aktifitas. Kesadaran ini akan melahirkan kekuatan spiritual yang dahsyat, saat kita kembali dan kian dekat dengan Tuhan penentu segala takdir, tentunya IA akan memberikan pertolongan dalam proses aktifitas keberhasilan dengan cara yang tidak diduga-duga sebelumnya.

4. Kegagalan membuat kita terpicu untuk berhasil dan anti gagal. Ketika kita sudah merasakan pahit dan sakitnya kegagalan tentunya kita akan semakin anti dan membenci kegagalan serta berupaya sedini mungkin mengantisipasi segala bentuk celah yang mengakibatkan kegagalan. Spirit tidak ingin gagal lagi, selalu menggelora serta motivasi untuk berhasil dan sukses akan lebih membara. Kegagalan akan menjadi batu loncatan untuk meloncat lebih tinggi.

Setiap bentuk kondisi apapun yang kita terima dan hadapi dalam hidup ini sebenarnya memiliki sisi positif bagi kita, namun seringkali kita menilainya dalam kacamata negatif seperti sebagian besar umumnya manusia.

Teras Blok A-3, 15 Juni 2015
Dalam gagalnya garuda muda di SEA Games Singapura
Pasti ada kemenangan asal semua bersinergi dalam totalitas.

IWAN Wahyudi
www.iwan-wahyudi.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...