Langsung ke konten utama

[BERGANDENGAN TANGAN BANGUN NTB]

Hari ini puncak kontestasi pilkada NTB : Pilgub, Pilbup Lombok Barat, Pilbup Lombok Timur dan Pilwalkot Kota Bima. Semua energi perjuangan akan ditentukan hari ini. Rakyat memilih dengan pilihannya masing-masing dan hari ini pula kita sudah akan mengetahui siapa jawara yang akan menjadi pemimpin di keempat daerah tersebut.

Sebagai rakyat biasa saya ucapkan terimakasih pada penyenggara KPU, Panwas dan juga pihak keamanan yang hingga semalam terus bahu membahu menyiapkan pemilihan hari ini guna mempersembahkan layanan terbaik bagi rakyat yang menunaikan hak sekaligus kewajibannya.

Bagi teman seperjuangan (yang satu pilihan dan jagoan dalam pilkada) terima kasih atas kehangatan kebersamaan selama ini, persahabatan tak boleh terhenti sampai usainya pilkada karena banyak hal yang bisa kita lakukan selanjutnya untuk kemanfaatan bersama. Sungguh saya mempunyai banyak teman baru selama kontestasi pilkada ini yang sebelumnya tak saya kenal sama sekali.

Bagi para teman yang berbeda pilihan, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tanpa teman-teman semangat kontestasi dan sportifitas tentu tak seseru saat ini dan dari hati paling dalam saya mohon ma'af jika ada hal-hal yang kurang berkenan selama ini saat mempromosikan kandidat. Nilai persahabatan selama ini jauh lebih berharga dari sekedar kontestasi lima tahunan.

Siapapun nanti yang Allah SWT takdir kan memimpin daerah kita mari mendukungnya, saatnya bergandengan tangan lebih erat lagi antar semua komponen dan antar semua pendukung kandidat karena ini modal besar untuk membangun NTB. Warisan kebersamaan dan persahabatan adalah keteladanan paling mahal bagi generasi selanjutnya.

Selamat menyongsong para kepala daerah pilihan RAKYAT.

27062018 08:55 Cordova 03
#IWANwahyudi 
#MariBerbagiMakna 
#InspirasiWajahNegeri 
www.iwan-wahyudi.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...