Langsung ke konten utama

150 [BELAJAR DARI PELANGI]

"Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan (air) itu Kami mengeluarkan hasil tanaman yang beraneka macam warnanya. Di antara gunung-gunung itu ada bergaris-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat." (QS. Al-Fathir: 27)

Pagi ini udara segar, rada sedikit dingin dengan aroma khas tanah sisa hujan kemarin sore dan semalam. Saat memandang langit, mata menangkap sesuatu yang tak biasa hadir bersama pagi. Pelangi yang membentang dari Selatan ke Utara di sebelah barat. Tanpa mau kehilangan lukisan langit yang indah dengan pelangi nan mempesona, saya coba abadikan dengan kamera ponsel. 

Ilmuwan muslim, Shihab al-Din Abu Al Abbas Ahmad Ibn Idris Al Sanhaji Al-Qarafi atau dipanggil Al-Qarafi (w. 684H/1285M), dalam Kitabnya Al-Istibar fi ma Tudrikuhu Al-Abhsar atau Buku "Tentang Apa yang Dapat Ditangkap oleh Mata", mampu mengurai misteri pelangi. 

Ia mengemukakan, bagaimana pelangi bisa muncul di angkasa setelah hujan turun dengan beragam warna, yaitu merah, kuning, dan biru. Dalam bukunya, ia menjelaskan, pelangi bisa muncul di langit karena adanya pancaran sinar matahari terhadap asap atau uap yang berada di udara.

Al-Qarafi mengatakan, terdapat dua macam warna pelangi, yaitu warna asap dan warna matahari, serta warna pelangi. Pelangi, tak muncul setiap hari atau setiap waktu karena tidak adanya bukit maupun awan mendung di balik partikel-partikel kabut.

Pelangi tidak muncul saat sembarang kondisi. Ia menampakkan diri pada kondisi tertentu, mempesona, dan sejenak.

Sama seperti manusia, ia memiliki kondisi prima dan dalam puncak semangat juga kebersihan jiwa, tidak setiap saat. Ada kondisi yang nyaman hingga mod nya hadir, ada suasana jiwa yang tenang hingga keimanannya memuncak. Ada waktu tertentu di mana keduanya hadir bersamaan dan bersenyawa positif dalam diri manusia. Jadi tidak sembarang waktu manusia berada pada kondisi terbaiknya. Ia sendiri yang paling memahami saat kapan momentum istimewa bagi dirinya hadir di depan mata. 

Pada kondisi terbaik, manusia akan menampilkan pesona paling memikatnya. Baik pesona fisik, jiwa, juga pikirannya. Pesona fisik tak selamanya bertahan, pesona pikiran akan melahirkan gagasan cemerlang. Sedangkan pesona jiwa senantiasa menggerakkan fisik dan melahirkan ide yang terus dikenang dan abadi.

Wartawan paling lihai meliput suatu peristiwa yang unik dan dapat menjadi magnet perhatian banyak orang. Berita dari sekelebat peristiwa. Fotografer ketika memotret sesuatu yang bergerak, ia paham pada sudut mana dan waktu kapan harus menekan tombol klik kameranya. Kadang hanya sepersekian detik dan tak bisa di ulang kembali. Begitu juga manusia diberikan saat istimewa di mana doa mustajab, paling di dengar dan lekas dikabulkan olehNya. Tentu tidak sepanjang waktu. Ada waktu spesial dan sesaat. Sejenak saat sepertiga akhir malam, berbuka puasa, antara dua khutbah dan sebagainya. Sejenak, namun memiliki nilai dan makna lebih. Pelangi mengajarkan, sejenak ia nampak, tapi istimewa.

Dari pelangi kita belajar, memanfaatkan momentum terbaik, memberikan pesona paling indah, walau cuma sejenak, kemudian menghilang kembali. 

Cordova Street, 08 Mei 2025
#reHATIwan #MariBerbagiMakna #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #IWANwahyudi #InspirasiWajahNegeri #Pelangi 
@rehatiwaninspiring @rehatiwan
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...