"Menulis adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kesejahteraan emosional dalam diri. Mencurahkan perasaan membuat hati menjadi lebih tenang, lega, dan menelurkan sebuah karya membuat diri terasa lebih berarti." (Nana Yunita dalam "Kemilau Cahaya dalam Gulita" halaman 146)
Akhir pekan ini saya memilih mengkhatamkan buku kisah nyata karya Mbak Nana Yunita yang tiba akhir bulan lalu. Perjuangan membersamai putra ketiganya Emran Sulaiman sepanjang tahun 2024 lalu dalam menghadapi kanker Retinoblastoma.
Emran, 11 Maret lalu baru genap berusia tiga tahun. Tentu tidak semudah merawat remaja atau orang dewasa yang sudah lebih mengerti ini dan itu. Dan lebih dari 16 kali bolak-balik Lombok dan RS dr Soetomo Surabaya hanya berdua. Sebuah jarak yang melelahkan jika terjadi pada saya, proses yang bisa jadi hadir kebosanan yang manusiawi. Meninggalkan rutinitas dan hilang sejenak dari kehidupan biasanya. Waktu total tercurah menemani buah hati tercinta. Belum lagi rasa sedih yang kadang datang saat menatap anak sekecil itu harus melawan penyakit yang tak ringan.
Akhirnya selain menyerahkan segala urusan pada-Nya dan kian mendekatkan diri dalam beragam amal yang menenangkan jiwa. Membuat catatan perjalanan atau menuliskan cerita yang dialami dapat memberi dampak positif dan menumbuhkan kesejahteraan emosional. Pena dapat menjadi cara membayar produktivitas kehidupan normal yang ditinggalkan. Malah menjadi sebuah loncatan berkarya ditengah kesabaran dan ketabahan.
Kesejahteraan emosional bukan hanya bisa tumbuh subur pada ruang impian dan kotak nyaman, ia bisa didapati dengan menembus kerasnya batu apapun yang menghalangi tumbuhnya benih bila dilakukan dengan prasangka positif pada setiap takdirnya dan menghadirkan passion pada tiap tangga cobaan dari dari-Nya.
Rumah Merpati 22, 15 Maret 2025
#MariBerbagiMakna #MemungutKataKata #reHATIwan #reHATIwanInspiring #IWANwahyudi
@rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar