Langsung ke konten utama

044 [BACALAH DAN SERUKAN]

Salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah al-Qur'an yang diturunkan pada bulan suci Ramadan yang insyaAllah dua pekan lagi menyapa kembali umat manusia. 

Wahyu pertama yang diterima Rasulullah di gua Hira adalah 5 ayat pertama surah al-Alaq. Sedangkan ayat pertama surah tersebut artinya berbunyi, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,"

Kata "Iqro", bacalah! menjadi kata dan perintah pertama pembuka wahyu itu. Setelah 23 tahun dari turunnya firman Allah SWT, Rasulullah saw tak hanya membawanya sebatas perintah "membaca" tapi mengubah, mengilhami, menerangi jalan sejarah dan peradaban dengan cahaya Islam hingga hari ini. 

Lalu apa yang harus dibaca? 

Allah swt memerintahkan manusia membaca dalam makna mempelajari, meneliti, merenungi, mengambil pelajaran dan sebagainya, apa saja yang telah IA ciptakan, baik ayat-ayat-Nya yang tersurat (qauliyah), yaitu Alquran, dan ayat-ayat-Nya yang tersirat, maksudnya alam semesta (kauniyah).

Saya bukan penghafal al-Qur'an dan Hadits apalagi ahli tafsir. Saya merenungi perintah "bacalah" tidak sebatas berhenti pada mengerti dan memahami apa yang dibaca. Tapi kemudian dilanjutkan dengan "suarakan dan sebarkan" isi bacaan itu pada orang lain. Seruan pada kebaikan dan jalan Agama ini. Baik dengan lisan maupun tulisan. 

Sore ini saya mendapatkan kiriman buku dari event menulis @gerimis30hari Desember 2024 lalu dan menulis bareng @nuramellunar Januari 2025 bersama @ellunarpublish_ . Bagi saya buku "Rintik Berbisik" dan "Tentang Senja, Rindu, dan Seduhan Teh" bagian dari mengikat kalimat-kalimat-Nya yang terserak di semesta dalam makna peristiwa yang ditulis kembali. Mungkin receh, tapi saya memilih dari sini. Dari apa yang bisa dilakukan sekarang, tanpa menunggu -sempurna- nanti. 

Rumah Merpati 22, 13 Februari 2025

#MariBerbagiMakna #rehatiwan #rehatiwanisnpiring #memungutkatakata #IWANwahyudi 
@gerimis30hari @nuramellunar @ellunarpublish_ 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...