Langsung ke konten utama

037 [TERTIPU JUMLAH PENDUKUNG]

 


Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Novermber 2024 lalu, menyadarkan kita akan satu hal. Ada banyak kandidat yang merasa diatas angin mendapat dukungan mayoritas masyarakat kemudian kalah. Ada yang berdasarkan survey mengungguli calon lain, saat pemilihan tumbang. Ada juga kandidat patahana, bahkan oligarki melanjutkan warisan kekuasaan orangtua sebelumnya, harus menelan pil pahit kenyataan untuk turun panggung.

 

Hal serupa tak hanya terjadi kemarin dalam pilkada di Indonesia. Di tempat lain bahkan di masa lampau banyak tertipu dengan klaim jumlah pendukung yang besar. Para pendukung pada umumnya dapat dikategorikan sebagai berikut:

 

Pertama, Pendukung bayaran. Mereka hadir saat rupiah diterima tangan dan masuk dalam saku. Inilah mereka pendukung dari efek harta.

 

Kedua, Pendukung posisi. Mereka mengikuti sebab iming-iming posisi berupa pemberian posisi, mengamankan posisi atau pergeseran posisi basah. Inilah pendukung dari efek tahta.

 

Ketiga, Pendukung figuritas. Mereka yang memilih karena taklid buta. Salah atau benar, manfaat atau mudharat tidak dipedulikan, asal jagoannya masuk panggung.

 

Keempat, Pendukung logis. Mereka datang karena pilihan logika perubahan ke arah lebih baik. Atas dasar pertimbangan nilai-nilai moral, agama dan motivasi yang sesuai dengan nalar dan nurani.

 

Kategori pertama, kedua dan ketiga inilah pendukung balas budi yang banyak, namun sesungguhnya rapuh.

 

Adham Syarqawi dalam kitab “Rosa’il min Al-Qur’an” menulisakan hal tertipunya Fir’aun dengan jumlah pendukung banyak hingga mengangkat dirinya sebagai tuhan. Dan menganggap kecil nabi Musa yang pengikutnya cuma segelintir orang.

 

“(Fir’aun berkata), “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil.” (QS. Asy-Syu’ara: 154)

 

Demikian sikap Fir’aun disepanjang zaman, terperdaya oleh jumlah para pendukung hingga mencampakan logika dan keimanan dalam menilai kehidupan.

 

Fir’aun-Fir’aun baru bertebaran dimana-mana saat ini dalam rupa yang lain, bersubtansi sama. Tapi Musa-Musa baru pun terus hadir membayangi mereka hingga sejarah terulang dengan kejatuhan si Fir’aun modern.

 

Rumah Merpati 22, 6 Februari 2025. 10:21

#MariBerbagiMakna #Buku #BukuPenadanKita #reHATIwan #reHATIwanInspiring #28HariCinta #28HC2506 #InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi #MemungutKataKata@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...