Langsung ke konten utama

[TULISAN IBARAT AIR]

Tulisan itu seperti air yang mengalir dari mata air hingga samudera. Selama apapun waktu yang ditempuh, seberliku apapun rutenya, ia tak akan berhenti, tak tersesat tujuan dan pantang kembali.

Saat tulisan lepas dari mata air jiwa dan telaga pikiran, ia akan memulai misinya menuju samudera hati dan cakrawala kepala pembaca. Setiap ada penghalang ia akan mengambil jalan kesamping menghindari. Bila hambatan itu tinggi, ia akan menunggu sejenak hingga jumlah dan dayanya bisa melangkahi dari bagian atas. 

Tulisan tak pernah bertanya, berapa lama waktu akan dihabiskan dalam perjalannya, berapa panjang jarak yang akan ditempuh. Berapa sulit rintangan yang akan menghadang agar goresan pena bermuara pada majelis pembaca. 

Banyak tulisan yang dilarang penguasa, diberangus rezim, dihalangi para pembajak, digoreng kaum buzzer. Penulisnya dipenjara, jiwanya diintimidasi, bahkan raganya dihilangkan dari bumi. 

Hal itu tak bisa menghentikan aliran kata dan narasi yang telah bergerak, mengalir hingga menghilangkan dahaga di samudera pembaca yang telah menunggunya. 

Maka, biarkan tulisanmu bergerak dan mengalir, karena jika terlalu lama diendapkan ia kan membusuk seperti penyakit yang muncul ketika air terlalu lama menggenang. 

Rumah Merpati 22, 24 Desember 2024
#Gerimis30Hari #Gerimis_Des24_26 #reHATIwanInspiring #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...