Sisa hujan semalam tak
menghalangi kuncup itu untuk mekar jadi bunga di pagi ini. Diantara sebagian
besar manusia menjadikan efek rayuan hujan sebagai alasan bermalasan bangun
dari pembaringan. Bunga tak memperdulikan itu. Ia hanya mau menyapa semesta dengan
warna dan aromanya pagi ini, dilihat atau tidak oleh manusia sekalipun.
Bunga tau betul bahwa hari ini
akan datang dan pergi, hingga tak boleh hanya sekedar lewat. Jangan sesekali
menggantungkan harimu pada sesuatu yang lain, sampai ia menjadi faktor
penundaan. Apa yang tak dilakukan sekarang akan berpengaruh terhadap yang
terjadi nanti. Apa yang terlewat hari ini, jangan harap ada kesempatan yang
sama esok untuk memetiknya kembali.
“Wahai masa depan, engkau masih dalam
kegaiban. Maka, aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri
hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu
ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang
belum diciptakan dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan. ‘Hari
ini milik anda’, adalah ungkapan yang paling indah dalam ‘kamus kebahagiaan’.
Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan
menyenangkan.” (Aidh al-Qarni)
Mungkin itulah sebabnya bunga
yang mekar menjadi sesuatu yang indah, semerbaknya menularkan kebahagiaan pada
semua.
Hari ini jatah kita semua, namun
memilikinya tergantung setiap diri. Karena banyak juga manusia yang membuang kesempatannya.
Rumah Merpati 22, 01012025. 06:24
#MariBerbagiMakna
#30HariBercerita #30HBC2501 #reHATIwan #reHATIwanInspiring
#InspirasiWajahNegeri #IWANwahyudi
@30haribercerita
@rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar