Langsung ke konten utama

[MENDADAK, TERENGAH, TANPA RASA] 80 Hari Menuju Ramadhan.

Kebanyakan kita kalah oleh siklus. Sesuatu yang berulang, dapat diprediksi dan kondisi yang sama. Logikanya bisa lebih siap, segera tanggap dan tak mengulangi kegagalan serupa. Contoh musim penghujan, siklus tahunan selalu saja ada banjir dengan sebab dan kendala yang sama.

Kemuliaan Ramadhan bukan hanya karena ia bulan mulia dan harus dimuliakan, ia juga membawa kemuliaan yang tak terhingga dibagikan pada semesta bagi semua yang bekerja meraihnya. Tak jarang dipenghujung Ramadhan terbersit penyesalan, amal Ramadhan cuma sekedar bahkan bolong-bolong. Kuantitasnya kurang, kualitasnnya sulit dirasakan. Bahkan tanpa rasa penyesalan.

Ramadhan tamu mulia yang pandai memuliakan dengan amal unggulan. Bukan sekedar seremonial. Kunjungannya 30 hari bahkan kurang, dengan masa persiapan 335 hari dan yang tersisa gembira sehari  saat lebaran. Jangan ulangi Ramadhan kali ini masuk mendadak, melalui terengah-engah dan keluar tanpa rasa. Ini siklus. 

Kita butuhkan banyak pengatar agar Ramadhan lebih terasa sejak sekarang dengan berbagai pemanasan. Dari menjiwakan Ramadhan dihati, menjalarkan dalam syaraf-syaraf rasa, emosi, pikiran dan iman, menyulutkan dengan gairah juga amal yang bertambah.

Hingga kita khusyu berdoa, “ Ya Allah, selamatkan aku untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal yang diterima untukku.” (HR. Thabrani dan Dailami). Dan “ Ya, Allah sampaikan kami pada Ramadhan kembali".

Semoga tak terulang lagi siklus yang serupa tahun 1446 ini.

Rumah Merpati 22, 11 Desember 2024

#Gerimis30Hari #Gerimis_Des24_12 #reHATIwan #reHATIwanInspiring #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna @gerimis30hari @ellunarpublish_ 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...