Kebanyakan kita kalah oleh siklus. Sesuatu yang berulang, dapat diprediksi dan kondisi yang sama. Logikanya bisa lebih siap, segera tanggap dan tak mengulangi kegagalan serupa. Contoh musim penghujan, siklus tahunan selalu saja ada banjir dengan sebab dan kendala yang sama.
Kemuliaan Ramadhan bukan hanya karena ia bulan mulia dan harus dimuliakan, ia juga membawa kemuliaan yang tak terhingga dibagikan pada semesta bagi semua yang bekerja meraihnya. Tak jarang dipenghujung Ramadhan terbersit penyesalan, amal Ramadhan cuma sekedar bahkan bolong-bolong. Kuantitasnya kurang, kualitasnnya sulit dirasakan. Bahkan tanpa rasa penyesalan.
Ramadhan tamu mulia yang pandai memuliakan dengan amal unggulan. Bukan sekedar seremonial. Kunjungannya 30 hari bahkan kurang, dengan masa persiapan 335 hari dan yang tersisa gembira sehari saat lebaran. Jangan ulangi Ramadhan kali ini masuk mendadak, melalui terengah-engah dan keluar tanpa rasa. Ini siklus.
Kita butuhkan banyak pengatar agar Ramadhan lebih terasa sejak sekarang dengan berbagai pemanasan. Dari menjiwakan Ramadhan dihati, menjalarkan dalam syaraf-syaraf rasa, emosi, pikiran dan iman, menyulutkan dengan gairah juga amal yang bertambah.
Hingga kita khusyu berdoa, “ Ya Allah, selamatkan aku untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal yang diterima untukku.” (HR. Thabrani dan Dailami). Dan “ Ya, Allah sampaikan kami pada Ramadhan kembali".
Semoga tak terulang lagi siklus yang serupa tahun 1446 ini.
Rumah Merpati 22, 11 Desember 2024
#Gerimis30Hari #Gerimis_Des24_12 #reHATIwan #reHATIwanInspiring #IWANwahyudi #MariBerbagiMakna @gerimis30hari @ellunarpublish_
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar