Langsung ke konten utama

[BERGURU PADA HUJAN]


Hujan turun dari atas sana. Bukan sedekat atap rumah atau sepandangan air terjun. Dari awan yang tinggi di sana. Kemudian berproses bernama presipitasi, mencairnya butiran es di awan, kemudian turun menjadi titik-titik hujan ke bumi. Jauh bukan, sebelum rintiknya menyentuh ujung hidungku. 

Rintiknya di embus oleh angin kesana-kemari, tertiup entah ke dataran atau perairan sebelah mana. Ia tetap akan turun dan pantang naik kembali sebelum mencapai bumi. 

Titik-titik hujan tak langsung memeluk bumi. Terbentur beton gedung, singgah pada pucuk dahan pohon, terpelanting di atap rumah, tersengat panasnya aspal dan beragam lagi. Tapi tak pernah ia mengeluh, "Hujan sedih.... hujan sedih banget...".

Takdir hujan, bagaimana ia bisa mendekap bumi. Cepat atau lambat, saat terang atau gelap, lancar atau terhambat. Karena ia membawa pesan langit, mengantongi Rahmat-Nya, Ijabah atas segala do'a makhluk di Bumi. 

Hujan tak pernah putus asa menjalani takdir. Yang disebutkan oleh Sapardi Djoko Darmono dalam "Hujan Bulan Juni": Begitu tabah dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu. Sangat arif dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu. 

Terima kasih hujan atas segala mata pelajaran kehidupan ini. 

Rumah Merpati 22, 13 Desember 2024

#gerimis30hari🌧️
#gerimis30hari #reHATIwan
#reHATIwanInspiring #gerimis_des24_13 #IWANwahyudi #InspirasiWajahNegeri @gerimis30hari @ellunarpublish_  @rehatiwan @rehatiwaninspiring 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...