Langsung ke konten utama

78 [REFLEKSI DAN HARAPAN AKTIVIS ALUMNI KAMMI] 15/30

 


Oleh: Iwan Wahyudi
(Penulis Buku “Pemuda Negarawan” dan Pendiri Inspirasi Wajah Negeri) 

Buku ini digarap mulai pekan ketiga bulan April 2024, pasca Ramadhan. Total waktu yang dibutuhkan 7-10 hari. Idenya dari saling telepon untuk sama-sama menguatkan diri dalam berliterasi. Selain itu ada momentum Muktamar XIII KAMMI di Mataram, Nusa Tenggara Barat sebulan lagi, 21-26  Mei 2024.  Dalam hemat kami saat itu, para alumni setidaknya perlu memberikan kado yang bukan hanya materi seperti kebanyakan orang, tapi narasi dan gagasan reflektif berupa buku.

            Syamsudin Kadir, sang penulis bukan orang kemarin sore atau hanya penonton rebahan dipinggir laga pergerakan KAMMI. Ia memulai dari level terendah di Komisariat hingga menjadi Pengurus Pusat (PP) KAMMI. Berkutat di Kaderisasi dan memproduksi karya literasi aktivis KAMMI baik sebagai penulis langsung maupun editor bersama penerbit Muda Cendekia yang digawangi generasinya. Sebut saja buku Menyiapkan Momentum, Kapita Selekta KAMMI, Ijtihad Membangun Basis Gerakan, Humas Gerakan, Menuju Muslim Negarawan, Mengapa Aku Mencintai KAMMI?, Optimisme Membangun Bangsa, Dakwah KAMMI di Bumi Seribu Masjid, Biarkan Dakwah Bermetamorfosis!, Dakwah KAMMI di Papua  adalah sebagian yang terbit dari rahim Muda Cendekia.

Buku “Optimisme KAMMI Merawat Indonesia” setebal 192 halaman ini berisi artikel dan elaborasi tulisan penulis diberbagai media dan buku yang ditarik pada kancah gerakan KAMMI. Buku terbitan Zahir Publishing Yogyakarta bulan Mei 2024 ini memuat 28 tulisan mulai dari tema kaderisasi, keindonesiaan, kepemudaan, ke-KAMMI-an, internasionalisme/globalisasi hingga keIslaman.

            Layak di baca oleh para aktivis KAMMI kekinian. Buku ini bukan hanya perenungan dan analisa dari seorang pengamat. Atau celotehan para penonton di luar panggung gerakan KAMMI. Tapi pelaku langsung yang berjibaku dalam dinamika dan sejarahnya.  Sehingga refleksinya tajam dan mengena.

            Buku ini asyik dibaca oleh aktivis KAMMI generasi Z. Kaya akan harapan seperti apa wajah KAMMI kedepan tanpa melupakan karakter generasi sekarang. Bahkan tak hanya sebuah narasi kedepan, namun langkah konkrit seperti apa yang harus dilakoni agar dakwah KAMMI menjadi anugerah bagi Indonesia.[.]

 

Cordova A-03, 15 Juni 2024


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...