Langsung ke konten utama

[PEMUDA BERWAWASAN GLOBAL]

 


Pemuda dalam setiap bentang sejarah dunia selalu berada pada posisi dan peran yang sangat diperhitungkan. Termasuk dalam sejarah Indonesia. Tak heran bila pemuda selalu menjadi people make history (orang yang membuat sejarah).

Sebelum Zuhur tadi, saya berjumpa dan berdiskusi dengan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri (HLN) Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMMI) periode 2021-2024, M. Khairul Amry. Ia salah satu pemuda asli Lombok Tengah yang beruntung menjadi pengurus pusat sebuah organisasi level nasional. Sambil menikmati secangkir kopi di Limiral Lombok Coffee, kami saling bertukar pikiran terkait pentingnya pemuda berwawasan global.

Pada awal Februari 2023 setahun yang lalu, Amry (sapaan akrabnya) bersama rombongan Ketua PP KAMMI melakukan lawatan ke negeri jiran Malaysia dan bertemu sejumlah tokoh terkemuka. Mereka berkesempatan bertemu dengan Wakil Menteri Belia dan Sukan, Adam Adli Abdul Halim di kantornya di Putra Jaya. Salah Satu poin pentingnya yaitu membangun sinergitas pemuda ASEAN.

Selain itu mereka sangat beruntung dapat bersua dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad di ruang kerjanya di Putra Jaya. Salah satu nasihatnya, “Kita terpaksa mengakui bahwa umat Islam sekarang sering ditindas dan meminta pertolongan daripada selain Islam.” Masih amanat dari Perdana Menteri yang juga berkuasa semasa Presiden Soeharto ini, Islam harus dijadikan sebagai asas pergerakan, serta mengeratkan hubungan antara belia Islam di Asia Tenggara.



Mendengar oleh-oleh cerita itu, saya jadi teringat sejarah pra kemerdekaan, kaum muda Indonesia memiliki kesempatan belajar di luar negeri sebagai bagian dari politik etis penjajah Belanda. Mereka tidak sekedar belajar, tapi juga membangun komunikasi dengan beragam pemuda dari seluruh dunia dan membangkitkan semangat melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

Diantara mereka ada Mohammad Hatta yang menempuh pendidikan di Erasmus University Rotterdam, Belanda. Kemudian sejarah mencatat ia menjadi Proklamator dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, mendampingi Ir.Soekarno. Lalu ada pemuda yang dalam usia 36 tahun telah menjadi Perdana Menteri pertama Republik Indonesia, Sutan Sjahrir sempat menerima beasiswa kuliah di Belanda pada 1929. Ia mulanya diterima di University of Amsterdam, namun memutuskan pindah ke Leiden University untuk belajar ilmu hukum.

Kemudian ada Achmad Soebardjo, tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, penyusun teks proklamasi bersama Soekarno dan Mohammad Hatta di rumah Laksamana Maeda, diplomat, dan seorang pahlawan nasional Indonesia. Ia adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama. Ia memiliki gelar Meester in de Rechten, yang diperoleh di Universitas Leiden Belanda. Selain itu, tersebut nama Soedjatmoko. Pada tahun 1947, setelah kemerdekaan Indonesia, bersama dua pemuda lain dikirimkan ke Lake SuccessNew YorkAmerika Serikat untuk mewakili Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia pernah belajar di Public Administration dan Littauer Harvard yang sekarang menjadi John.F Kennedy School of Government.

Ditengah bangsanya yang masih terjajah dan kemelaratan bangsa terbelakang, tentunya para pemuda tersebut mampu berwawasan global dan tetap terpatri dalam sanubarinya untuk memerdekakan bangsanya.

Berwawasan global menjadi sesuatu yang penting dimiliki oleh para pemuda karena:

                Pertama, perkembangan geopolitik global mempengaruhi Indonesia. Dinamika dunia terkini akan mempengaruhi banyak negara dalam menentukan arah kebijakannya. Wawasan global menjadi salah satu kunci penting agar tidak ketinggalan zaman, mampu menyesuaikan diri, dan bagaimana mengambil peran yang efektif.

Kedua, wawasan dan pengalaman akan berkembang. Siapa yang cepat dan menguasai informasi akan mudah memenangkan kompetisi. Semakin luas pergaulan akan semakin luas mengalaman dan wawasan yang didapat. Kian luas melihat dunia, akan terbuka pikiran dan dewasa dalam berbicara dan bertindak.

Ketiga, mempengaruhi status ditengah masyarakat. Dalam masyarakat, siapa yang mengenyam pendidikan tinggi, apalagi alumni kampus luar negeri merupakan reputasi yang menuai rasa hormat dan kekaguman.

“Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah:11)

Keempat, mempercepat perkembangan diri. Setiap diri perlu di up date dan up grade. Salah satunya dengan membuka diri, berinteraksi dengan banyak orang, mengunjungi berbagai tempat, menyaring segala jenis informasi yang di dapat dan mengambil pelajaran untuk meningkatkan kapasitas diri.

Bagaimana cara menjadi pemuda berwawasan global?

Pertama, menguasai bahasa asing. Bahasa asing terutama bahasa Inggris menjadi penghubung antara satu negara dengan negara lainnya. Hal ini akan memudahkan untuk berinteraksi secara global. Dalam surah Ibrahim ayat 4 Allah swt berfirman,

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka”. (Q.S.Ibrahim: 4)

Bila ingin beriteraksi dengan orang lain, cara yang lebih efektif adalah dengan menggunakan bahasa mereka. Selain itu juga akan memperbesar tingkat mereka menerima kita.

Dalam bahasa Arab, ada ungkapan yang berbunyi: "Likulli maqam maqal, wa likulli maqal maqam" yang artinya: “Untuk setiap tempat ada ucapan yang sesuai dan untuk setiap ucapan ada tempat yang sesuai”.

Kedua, belajar atau ikut pertukaran pelajar ke luar negeri. Hal ini menjadi salah satu pintu untuk berinteraksi secara global dengan para pemuda lainnya. Bukankah Islam memerintahkan,

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (QS.al-Hujarat:13)

Banyak bertemu dan berinteraksi dengan orang, maka akan menjumpai banyak karakter, banyak gagasan dan permasalahan, dan akhirnya akan banyak mendapat sudut pandang dan jalan keluar.

Ketiga, berpartisipasi dalam organisasi Internasional. Bisanya setiap organisasi nasional akan berjejaring dengan berbagai organisasi internasional yang memiliki visi yang sama. Aktiflah berorganisasi dan jangan setengah-setengah, karena akan menjadi salah satu pintu pembuka wawasan global.

Keempat, meningkatkan kemampuan membaca dan menulis. Sejak dahulu, membaca dan menulis menjadi kemampuan yang tidak dapat dipisahkan dari para pendiri bangsa dalam memulai dan mengembangkan wawasan globalnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sejumlah koleksi buku bacaan mereka. Bila tidak mampu memilikinya, mereka menjadikan perpustakaan sebagai tempat menggali dan mengembangkan pikiran para tokoh dunia. Setelah asupan pemikirannya terpenuhi dengan membaca, mereka gemar menulis. Menulis untuk mencatat dan merekam pengetahuan dan informasi yang didapat untuk disebarkan kembali. Dan menulis sebagai media mengemukakan gagasan dan idenya, memperkenalkan kekayaan dan keanekaragaman bangsa sehingga tidak kalah dengan bangsa asing lainnya.

Kelima, memanfaatkan jejaring media sosial. Media sosial adalah ruang interaksi yang menembus batas ruang dan waktu. Menggunakannya dengan bijak akan menambah pertemanan positif dan beragam pengetahuan tentang dunia luar. Perbaharui selalu informasi dan jangan ketinggalan.

                Menjadi pemuda global bukan berarti meninggalkan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Tetaplah terbang sejauh dan setinggi apapun, namun tak lupa dari mana berasal dan siapa diri kita sesungguhnya.

20 April 2024

IWAN Wahyudi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

198 [MELAWAN DENGAN DIAM]

“Reaksi tak selamanya berupa aktivitas membalas. Diam pun merupakan pilihan reaksi dalam bentuk damai yang tidak dapat disepelekan." Ada aksi, maka akan ada reaksi. Reaksi ada yang berbentuk spontan dan ada yang dipersiapkan. Reaksi yang dipersiapkan ada kalanya dalam waktu dekat atau waktu lambat. Bahkan saking lambatnya banyak yang mengira reaksi diam sebagai pasrah dan kalah. Ketika serangan pertama !srael ke Iran yang memicu peperangan keduanya selama sembilan hari terakhir, dilaporkan terjadi di Teheran pada Jumat (13/06), sekitar pukul 03:30 waktu setempat. Dengan “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion) mereka mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target di seluruh Iran.  Tak menunggu lama, pada Jumat malam itu juga melalui Operasi yang diberi nama Operation True Promise III, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang terdiri dari lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berba...

199 [KOPI DAN CERITA]

Saya bukan pecandu kopi, bila tidak minum dalam takaran atau porsi tertentu setiap hari akan tidak karuan rasa diri bahkan pusing. Cuma penikmat tipis-tipis.  Dari beberapa hari yang lalu, pengen sekali meneguk Kopi Sevel, kopi 7 elemen salah satu produk HNI. Dulu namanya kopi Radiks, sejak tanggal 21 Desember 2023 berganti nama. Namun, tetap mempertahankan 7 elemen herbal yang sama dengan Kopi Radiks, yaitu biji, akar, batang, kulit, daun, bunga, dan buah.  Hal itu yang menyebabkan Ahad Sore, 22 Juni 2025 kemarin saya merapat ke berugak pendopo beliau di Karang Baru, Mataram. Selain sudah lama juga tidak kopi darat, hanya kopi online di udara maya.  Pertama jumpa dengan Bang Herwan Kjt  @herwansangjiewa (baju hitam) tahun 2016 silam saat menunggui ibu yang dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga (RSHK) Mataram. Beliau salah satu karyawan di sana sejak 2021 hingga 2019. Hari itu shalat Jum'at perdana di Masjid RSHK dengan disain uniknya dari bambu....

200 [NASKAH UNTUK PRABOWO]

“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto) Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.  Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembar...