“Hiduplah seperti terminal listrik. Dari satu sumber berbagi pada lebih banyak titik tanpa memilih rupa yang menyambungkan diri padanya.”
Pernah kejadian dalam sebuah kegiatan pelatihan yang menginap. Sekamar berdua. Fasilitas dalam kamar ada televisi dan kipas angina, tapi colokan (terminal listik) hanya dua lubang. Pas sekali hanya untuk televisi dan kipas angin. Di zaman sekarang, dengan setiap orang minimal memiliki HP dan tentu laptop mengerjakan tugas pelatihan pasti memerlukan colokan minimal empat lubang lagi. Artinya terminal listrik sudah menjadi kebutuhan primer, apalagi bagi generasi Z dan milenial.
Tak heran tempat ternyaman didalam ruangan, tempat pertemuan, atau ruang publik ialah yang menyediakan terminal listrik pada setiap meja atau kursinya. Karena nyawa HP harus segera menemukan tempat pengisi daya nya.
Terminal Listrik menghubungkan perangkat elektronik dengan arus listrik. Dari satu kabel arus yang masuk dalam terminal dapat dibagi menjadi lebih dari satu colokan.
Hidup ini seharusnya seperti terminal listrik. Jika mendapat nikmat dari satu-satunya Sang Maha Segala, hendaknya dapat dibagi lebih dari satu titik yang lain.
Bahagialah menjadi terminal listrik. Diperlukan saat yang lain butuh, tetap membuka diri walaupun telah usai memenuhi kebutuhan atau usai digunakan.
24012024, 23:34
@30haribercerita @rehatiwan @inspirasiwajahnegeri @iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar