Langsung ke konten utama

[JEDA ITU KOMA]

“Semua butuh koma. Untuk menghela nafas sesaat, memastikan makna, menoleh keberlaluan, juga menyiapkan keberlanjutan .”

Pekan lalu dan pekan ini para siswa bersuka cita. Habis ujian semester terbitlah libur sekolah, yang sebelumnya ditandai pembagian Raport sebagai jejak torehan belajar selama 6 bulan terakhir. Walau ada yang lebih duluan libur dan nanti setelah masuk baru dibagikan raport tidak mengurai penasaran para siswa. Karena pasti semua nilai minimal 7, tidak seperti jaman dulu dag dig dug takut ada angka merah nilai 5 kebawah. Sekarang cuma deg-degan perebutan siapa rangking/juara 1, 2 dan 3 aja. Pembagian Raport cuma koma, jeda sesaat mengevaluasi hasil belajar untuk masuk pada semester berikutnya.

Jika pada orang yang mengaji (membaca Al-Qur'an) ibarat berhenti sejenak mengambil nafas untuk melanjutkan bacaan berikutnya. Mengambil nafas ditengah membaca selain tidak dibenarkan, khawatir nanti keselek salah nafas.

Bila pada membaca buku atau teks ibarat tanda koma. Tempat memenggal kalimat agar tepat maknanya. Jika keliru akan menimbulkan perbedaan maksud dan pesan dari kalimat yang disampaikan. Untuk kemudian melanjutkan bacaan atau tulisan.

Pada organisasi atau kehidupan sosial biasa kita rasakan dalam bentuk rapat evaluasi atau pertanggungjawaban. Menilai capaian selama rentang waktu yang telah berlalu apakah sesuai dengan perencanaan diawal. Keberlaluan cukup menjadi kaca spion bercermin sejenak, bukan belenggu untuk gagal move on.

Jeda bukan titik berhenti total. Cuma tumpuan untuk melanjutkan bahkan meloncat mencapai keberlanjutan dari deretan rute perjalanan panjang kehidupan.

Jeda yang terlalu lama bukan lagi menjadi koma, tapi akan fatal berkelanjutan seperti stroke bahkan out. Tapi tempatkan koma hanya sebagai ruang jeda, menghela nafas, menoleh sejenak dan menatap kedepan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[OJOL DAN BARA GERAKAN]

Saya sedikit telat membaca berita terkini aksi demo di Jakarta malam hari ini. Karena semalam sejak sebelum Maghrib ada agenda malam Jum'atan. Terutama peristiwa malam ketika Mobil Baracuda Brimob melindas hingga tewas seorang Ojek Online (Ojol) berjaket hijau yang berada ditengah massa aksi yang tengah membubarkan diri.  Dini hari saya kaget, sedih bercampur geram. Betapa polisi ini tidak bernurani (bukan oknum polisi, karena sudah nyata polisi). Walau sebelumnya juga dari video lain yang beredar di media sosial banyak kekerasan yang dilakukan terhadap demonstran. Tapi, tewasnya ojol ini benar-benar tidak dapat diterima dengan akal sehat. Kapolri secara langsung sudah meminta maaf dan propam akan memeriksa siapa pengendara baracuda dan polisi yang terlibat. Saya rasa tidak sesederhana dan gampang itu tanggung jawab seorang pemimpin tertinggi polisi.  Dalam setiap aksi dan pergolakan di dunia termasuk Indonesia. Kematian demonstran bisa menjadi percikan...

[KAMMI DAN LITERASI GERAKAN]

  Kampus merupakan tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai latar belakang. Disana pula titik beragam aliran pemikiran dan organisasi juga mengepakan sayapnya untuk merekrut para mahasiswa untuk menjadi anggotanya. Seperti muara yang mempertemukan energi muda dengan beragam gerakan yang dapat membuatnya berlabuh menuju peran dan tujuan yang diharapkan. Kisah Sebuah Pin Semester satu, tepatnya bulan Desember saya ikut rekrutmen pengkaderan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Daurah Marhalah 1 atau DM1 namanya. Awal-awal masuk kuliah, sebelum masuk organisasi itu tentunya. Senior saya di fakultas Bang Bayu Sasongko memberikan pin KAMMI. Masa itu atribut atau asesoris organisasi : pin, gantungan kunci, stiker, kaos masih sulit di dapat. Paling cuma jaket, itupun harga agak mahal dan setahun sekali dipesan bersama. Maklum jaman itu spanduk saja hurufnya masih harus digunting pakai kertas dan ditempel dengan lem pada bentangan kain. Usia KAMMI juga baru sepe...

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...