“Tak semua berani menghadapi badai. Selain memang goncangannya kuat, ia juga menghempaskan segala yang tak diperlukan untuk pelayaran selanjutnya.”
Pelaut tempatnya bukan di kolam kamar mandi atau kolam renang dalam ruangan. Tapi, di lautan bahkan samudera luas. Di kolam kamar mandi dan kolam renang aja ada riak gelombang, apalagi samudera. Akan banyak gulungan ombak besar dan tinggi, bahkan badai yang tak terbilang dahsyatnya.
Tak ada gelombang yang tak menepi, tak mungkin badai tak berhenti. Jangan harap para pelaut menemui banjir atau tanah longsor, karena bukan habitatnya. Mereka bercengkrama dengan ombak, bercanda dengan badai, juga bergurau dengan lautan biru.
Setelah badai berlalu, pasti akan muncul matahari dengan hangat bergandengan dengan lautan yang tenang. Setelah mereka berhasil menghempaskan awan hitam yang berkoalisi dengan petir dan kilat serta angin.
Tak ada pelaut ditengah samudera berbalik arah menghindari badai yang menerjang. Jika itu terjadi maka bukan hanya kemudi yang patah, tapi juga tiang layar. Bahkan badan kapal akan terbelah. Karena badai dan samudera satu paket sempurna yang ditakdirkan untuk pelaut dan kapalnya.
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji?" (QS Al-Ankabut: 2)
Tak ada pelaut tangguh yang tak diberi badai ditengah samudera. Dan badai punya volume dan batasan waktunya. Tinggal sikap mereka bagaimana?
17122023, 08:02
Komentar
Posting Komentar