Langsung ke konten utama

[AYAT BU OMAH]




“Menasehati tak mengurangi apa yang telah dipelajari. Mengingatkan tak mengerdilkan apa yang sudah diajarkan. Ia bahkan akan tumbuh dan menumbuhkan, teringat dan selalu menjadi pengingat.”

Ketika kelas 6 SD (Sekolah Dasar) ada yang berubah dengan cara Bu Omah mengajarkan pelajaran Agama Islam. Saya tau persis karena selain beliau wali kelas ketika kelas 2A dulu, tapi juga guru pelajaran yang sama saat kelas 3 hingga kelas 5. Apa yang berbeda? Setiap ada ayat dalam buku ajar (buku paket) harus dihafalkan. Dua ayat pertama yang dihafal masih melekat dalam memori saya : Surah Al Hujarat ayat 10 tentang ukhuwah dan Surah Al Maidah ayat 2 tentang tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa.

Selain surah pendek di awal juz 30, ayat-ayat yang diajarkan untuk dihafalkan oleh bu Omah merupakan kebanggan saat itu dapat dihafal. Maklum itu berada bukan dideretan surah pendek. Hal ini tentu berbeda dengan mereka yang menempuh pendidikan pesantren atau sekolah agama (Madrasah Ibtidaiyah/MI), hafalannya pasti jauh lebih banyak.

Begitulah cara sederhana Bu Omah mengajari kami disekolah umum. Menasehati selain dengan materi pelajaran juga dengan menghafal dalilnya. Mengingatkan dengan metode agar selalu teringat sepanjang waktu.

Saat mengajar atau menasehati akan menambah tumbuh lebih menyebar apa yang disampaikan. Ketika mengingatkan, nilai apa yang disampaikan dengan apa yang diterima oleh orang lain sama dan tak berkurang muatannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

198 [MELAWAN DENGAN DIAM]

“Reaksi tak selamanya berupa aktivitas membalas. Diam pun merupakan pilihan reaksi dalam bentuk damai yang tidak dapat disepelekan." Ada aksi, maka akan ada reaksi. Reaksi ada yang berbentuk spontan dan ada yang dipersiapkan. Reaksi yang dipersiapkan ada kalanya dalam waktu dekat atau waktu lambat. Bahkan saking lambatnya banyak yang mengira reaksi diam sebagai pasrah dan kalah. Ketika serangan pertama !srael ke Iran yang memicu peperangan keduanya selama sembilan hari terakhir, dilaporkan terjadi di Teheran pada Jumat (13/06), sekitar pukul 03:30 waktu setempat. Dengan “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion) mereka mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target di seluruh Iran.  Tak menunggu lama, pada Jumat malam itu juga melalui Operasi yang diberi nama Operation True Promise III, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang terdiri dari lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berba...

199 [KOPI DAN CERITA]

Saya bukan pecandu kopi, bila tidak minum dalam takaran atau porsi tertentu setiap hari akan tidak karuan rasa diri bahkan pusing. Cuma penikmat tipis-tipis.  Dari beberapa hari yang lalu, pengen sekali meneguk Kopi Sevel, kopi 7 elemen salah satu produk HNI. Dulu namanya kopi Radiks, sejak tanggal 21 Desember 2023 berganti nama. Namun, tetap mempertahankan 7 elemen herbal yang sama dengan Kopi Radiks, yaitu biji, akar, batang, kulit, daun, bunga, dan buah.  Hal itu yang menyebabkan Ahad Sore, 22 Juni 2025 kemarin saya merapat ke berugak pendopo beliau di Karang Baru, Mataram. Selain sudah lama juga tidak kopi darat, hanya kopi online di udara maya.  Pertama jumpa dengan Bang Herwan Kjt  @herwansangjiewa (baju hitam) tahun 2016 silam saat menunggui ibu yang dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga (RSHK) Mataram. Beliau salah satu karyawan di sana sejak 2021 hingga 2019. Hari itu shalat Jum'at perdana di Masjid RSHK dengan disain uniknya dari bambu....

200 [NASKAH UNTUK PRABOWO]

“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto) Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.  Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembar...