“Menasehati tak mengurangi apa yang telah dipelajari. Mengingatkan tak mengerdilkan apa yang sudah diajarkan. Ia bahkan akan tumbuh dan menumbuhkan, teringat dan selalu menjadi pengingat.”
Ketika kelas 6 SD (Sekolah Dasar) ada yang berubah dengan cara Bu Omah mengajarkan pelajaran Agama Islam. Saya tau persis karena selain beliau wali kelas ketika kelas 2A dulu, tapi juga guru pelajaran yang sama saat kelas 3 hingga kelas 5. Apa yang berbeda? Setiap ada ayat dalam buku ajar (buku paket) harus dihafalkan. Dua ayat pertama yang dihafal masih melekat dalam memori saya : Surah Al Hujarat ayat 10 tentang ukhuwah dan Surah Al Maidah ayat 2 tentang tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa.
Selain surah pendek di awal juz 30, ayat-ayat yang diajarkan untuk dihafalkan oleh bu Omah merupakan kebanggan saat itu dapat dihafal. Maklum itu berada bukan dideretan surah pendek. Hal ini tentu berbeda dengan mereka yang menempuh pendidikan pesantren atau sekolah agama (Madrasah Ibtidaiyah/MI), hafalannya pasti jauh lebih banyak.
Begitulah cara sederhana Bu Omah mengajari kami disekolah umum. Menasehati selain dengan materi pelajaran juga dengan menghafal dalilnya. Mengingatkan dengan metode agar selalu teringat sepanjang waktu.
Saat mengajar atau menasehati akan menambah tumbuh lebih menyebar apa yang disampaikan. Ketika mengingatkan, nilai apa yang disampaikan dengan apa yang diterima oleh orang lain sama dan tak berkurang muatannya.
24122023, 18:32
Komentar
Posting Komentar