Langsung ke konten utama

[SALAM PAGI 129]

 


Assalamu'alaikum Pagi

"Dunia akan terasa sesak dan sempit jika hidup untuk diri sendiri. Bila hidup untuk sesama, dunia akan tak bertepi bahkan hingga akhirat nanti."

Perjalanan memenuhi keinginan diri sendiri tak akan pernah berujung kecuali oleh kematian yang memutus semua itu. Lelahnya akan terasa berkali-kali, penatnya selalu bertingkat-tingkat. Setelah menggapai satu, ada berpuluh hal baru mengantri dikejar untuk dicapai. Karya untuk kesenangan diri adalah karya egois.

Kesenangan pribadi menjadi motivasi dan kepuasan diri menjadi pendorong utama dengan bungkus aktualisasi diri bahkan tak malu melabeli atas nama demokrasi dan mengabdi pada negeri. Padahal mereka sedang menipu diri, walau bergelimang kekayaan, popularitas dan kedudukan, tetapi semua terasa sesak dengan tuntutan selanjutnya yang lebih besar.

Bila hidup untuk sesama, sedikit memberi tapi ada yang menikmati. Sekelumit empati, akan berdampak dan berarti. Sejenak peduli akan berbuah manis dan kembali pada diri. Karena keberkahan ada dalam kebersamaan dan luasan manfaat yang merasakan. Keridhoan-Nya akan mencukupkan yang sedikit dan melapangkan jiwa dengan kesyukuran. Bukankah yang terbaik bukan yang paling banyak senang, tetapi yang paling bermanfaat bagi sesama. Tak hanya sebatas di dunia, bahkan akan terus mengalirkan kebahagiaan hingga akhirat nanti.

"Manusia bukan semata-mata hidup di muka bumi untuk bersenang-senang. Dia sebenarnya hidup untuk melakukan berbagai pekerjaan penting demi umat manusia sejagat." (Vincent van Gogh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...