"Kekuasaan ibarat dua mata yang tajam. Jika digunakan untuk kebaikan, selamatlah pemegangnya bahkan dikenang oleh rakyat sepanjang masa. Namun, jika diselewengkan, maka ia akan menikam sediri pemegangnya." #reHATIwan Ia bukan tokoh nasional ataupun pemimpin daerah, tapi dua periode bisa mendapatkan suara rakyat NTB menjadi wakil rakyat di senayan. Dari partai Golkar yang masih menjadi partai besar di NTB. Bayangkan saat itu Daerah Pemilihan masih satu NTB (Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa), belum dipisah dua seperti sekarang. Ia juga bukan berasal dari daerah (kabupaten/kota) yang jumlah penduduknya besar seperti Lombok Timur atau Lombok Tengah, tapi hanya dari sebuah kota, diujung timur pulau Sumbawa pula, kota Bima. Dan selama ini ia juga tidak menetap di Kota Bima atau NTB, namun merantau ke Jakarta. Kemudian mencoba peruntungan menjadi walikota Bima. Lawannya tak tanggung-tanggung wakil walikota patahana. Dan cuma tiga pasangan calon. Yang memang sudah diprediksi pertarunga