"Siapa yang hidup bagi dirinya, akan hidup sebagai manusia kerdil, siapa yang hidup bagi orang lain, hidup sebagai manusia besar dan takkan mati selamanya. " - Sayyid Quthb-
Hidup bagi banyak orang sama halnya menulis namamu dalam lembaran putih ingatan mereka. Dan hidup bagi diri sendiri seperti menulis lagu kematian sebelum waktunya.
Para manusia besar sangat menyadari bahwa eksistensi (keberadaannya) hanya akan benar-benar nyata saat menjadikan diri menjadi bagian dari komunitas manusia. Individualitas yang melebur utuh dalam komunitas sosial yang menjadikannya abadi.
Apa yang kita lakukan untuk diri sendiri, ia hanya untuknya saja. Apa yang dilakukan untuk orang lain, maka ia tak hanya untuk mereka saja tapi untuk dirinya juga.
Jika melakukan sesuatu karena dirinya sendiri (nafsu), ia hanya memenuhi keperluannya semata. Bila melakukan segala karena-Nya, maka tak hanya akan terpenuhi kebutuhanmu saja, tapi juga mendapat ridho dan kebekahan-Nya. Apa yang lebih berharga dan jejak akan abadi dibanding ridho dan keberkahan-Nya?
Apakah kita hanya ingin berada dalam peristiwa yang kerdil atau dalam sejarah keabadian?
Rumah Merpati 22
20082022, 04:46
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri #InspiringWords #IWANwahyudi #MelawanDenganDamai
@inspirasiWajahNegeri
@iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar