“ Jika hidup tak boleh bermental krupuk bukan berarti krupuk tak diperlukan dalam hidup. Walaupun bukan makanan utama dalam setiap hidangan, kerupuk membuat menu menjadi lebih sempurna dan renyah. Berhentilah saling meniadakan.”
Saat sekolah dulu betapa sering mendengar nasehat atau motivasi dari para guru di dalam kelas, “Kalian para generasi penerus jangan bermental krupuk, kena air atau angin sedikit langsung menciut ”. Sebuah nasehat yang baik, sebuah wasiat yang bijaksana, sebuah peringatan yang antisipatif agar pelanjut negeri ini menjadi orang-orang yang berani, kuat, kokoh dan menaklukan tantangan jaman.
Pada kenyataannya, ribuan kali ucapan itu di dengungkan oleh para guru di ratusan ribu ruang kelas dan di dengar oleh jutaan telinga setiap tahunnya, tetap saja ada yang bermental krupuk. Apakah ini bentuk kegagalan?, ah tidak. Karena dalam hidup ada dua kutub yang berseberangan dan tak mungkin hilang. Ada hitam dan putih, si baik dan jahat, al haq dan al bathil, ada rajin dan malas, sukses dan gagal dan sebagainya. Apakah mereka yang bermental krupuk ini harus di musnahkan sehingga persentasi para pemental baja 100%?. Tidak mungkin dan itu akan melanggar hak hidup setiap orang alias hak asasi manusia.
Lahirnya jagoan tentu karena ada musuh yang menjadi tandingannya, adanya sang juara karena ada mereka yang kalah. Walaupun pemeran utama ialah sang jagoan atau sang juara tapi ia tak mungkin memainkan lakon sediri.
Jangan menghilangkan yang lain, cukup berikan peran dan porsi sesuai dengan kemampuannya. Berhentilah saling meniadakan.
#AssalamualikumPagi #reHATIwan #InspirasiWajahNegeri
@inspirasiwajahnegeri
Iwan Wahyudi
Komentar
Posting Komentar