Langsung ke konten utama

[41 TAHUN HAMKA]


Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab disapa HAMKA (1908-1981). Salah satu sosok yang mulai mencuri perhatian saya ketika di bangku sekolah. Seorang ulama kharismatik dan menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama. Sastrawan Indonesia yang buah penanya masih menjadi bacaan hingga generasi milenial dan dua novelnya jadi film layar lebar : Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Ia berkarier sebagai wartawan. Setelah menikah, ia menerbitkan majalah Pedoman Masyarakat di Medan. Menerbitkan Majalah Panji Masyarakat, berusia pendek karena di bredel penguasa.

Beliau penulis yang sangat produktif. Selama hidupnya telah menulis sekitar 100 buku, belum termasuk artikel yang dimuat pada berbagai media. Salah satu karyanya Tafsir Al-Azhar yang diselesaikan saat di penjara oleh pemerintah.

Ia politisi. Berkecimpung dan berjuang bersama partai Masyumi yang kemudian hari dibubarkan oleh Soekarno.

Ia tak pernah kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, namun menganugerahkannya gelar doktor kehormatan. Begitu pula dengan Universitas Nasional Malaysia pada tahun 1974. Sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah.

Presiden Republik Indonesia Kedua,
Presiden Soeharto menganugerahkannya Bintang Mahaputera Utama pada tahun 1993. Kemudian di tahun 2011, Presiden Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono memberi gelar Pahlawan Nasional
berdasarkan surat Keputusan Presiden Nomor 113/TK/2011.

Ada beberapa buku tentang Hamka yang saya baca dan dua buku terakhir (di gambar) yang saya baca karya Yusuf Maulana .

Dalam sebuah tulisan saya pernah membaca bahwa Buya Hamka pernah bertutur "Apabila ingin belajar agama Islam dan filsafat datanglah ke Bima". Ungkapan tersebut di muat pada Majalah Panji Masyarakat Edisi Nopember 1989 halaman 37.

24 Juli 1981, 41 silam Hamka menuntaskan perannya di Dunia dengan meninggalkan banyak warisan untuk generasi selanjutnya. Terutama keteladanan pada banyak peran yang telah ia rampungkan dengan apik.

Rumah Merpati 22
25072022, 18:02
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #MelawanDenganDamai #IWANwahyudi #HAMKA #BuyaHamka
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1[41 TAHUN HAMKA]

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab disapa HAMKA (1908-1981). Salah satu sosok yang mulai mencuri perhatian saya ketika di bangku sekolah. Seorang ulama kharismatik dan menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama. Sastrawan Indonesia yang buah penanya masih menjadi bacaan hingga generasi milenial dan dua novelnya jadi film layar lebar : Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.

Ia berkarier sebagai wartawan. Setelah menikah, ia menerbitkan majalah Pedoman Masyarakat di Medan. Menerbitkan Majalah Panji Masyarakat, berusia pendek karena di bredel penguasa.

Beliau penulis yang sangat produktif. Selama hidupnya telah menulis sekitar 100 buku, belum termasuk artikel yang dimuat pada berbagai media. Salah satu karyanya Tafsir Al-Azhar yang diselesaikan saat di penjara oleh pemerintah.

Ia politisi. Berkecimpung dan berjuang bersama partai Masyumi yang kemudian hari dibubarkan oleh Soekarno.

Ia tak pernah kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, namun menganugerahkannya gelar doktor kehormatan. Begitu pula dengan Universitas Nasional Malaysia pada tahun 1974. Sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah.

Presiden Republik Indonesia Kedua,
Presiden Soeharto menganugerahkannya Bintang Mahaputera Utama pada tahun 1993. Kemudian di tahun 2011, Presiden Presiden Republik Indonesia Keenam Susilo Bambang Yudhoyono memberi gelar Pahlawan Nasional
berdasarkan surat Keputusan Presiden Nomor 113/TK/2011.

Ada beberapa buku tentang Hamka yang saya baca dan dua buku terakhir (di gambar) yang saya baca karya Yusuf Maulana .

24 Juli 1981, 41 silam Hamka menuntaskan perannya di Dunia dengan meninggalkan banyak warisan untuk generasi selanjutnya. Terutama keteladanan pada banyak peran yang telah ia rampungkan dengan apik.

Rumah Merpati 22
25072022, 18:02
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #MelawanDenganDamai #IWANwahyudi #HAMKA #BuyaHamka
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SALAM PAGI 170 : MERINDUI PANGGILAN]

  Assalamu’alaikum Pagi “Apakah hari ini diri mendengar syahdu suara adzan Shubuh yang memecah keheningan? Biarkan ia selalui dirindui oleh telinga bersama panggilan menunaikan shalat berikutnya hingga diri dipanggil oleh-Nya.” Saya masih ingat benar ketika listrik pertama kali masuk kampung kakek, hanya masjid yang lebih awal terpasang setrum itu. Biasanya suara adzan tak terdengar oleh rumah yang jauh dari masjid, sebagai penanda hanya bunyi bedug yang mampu merambatkan bunyi di udara lebih jauh radiusnya. Kemudian suara adzan dari pengeras suara menjadi penanda panggilan untuk menunaikan kewajiban shalat, bersujud padanya. Sekarang suara adzan tak terhalang apapun bahkan di daerah tanpa listrik, tanpa masjid bahkan seorang diri yang muslim karena alarm di smartphone dapat diatur sedemikian rupa bahkan dengan suara pilihan seperti adzan di Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan sebagainya. Coba secara jujur bertanya kedalam diri, “Adakah suara adzan yang paling dirindu dan ditunggu bah

[SALAM PAGI 169 : TERIMA KASIH PAGI]

  Assalamu’alaikum Pagi “Terima kasih pagi atas segala perjumpaan penuh nikmat dari-Nya yang tak pernah terlewati walau sehari pun, tapi kadang diri selalu melupakan.”   Terima kasih pagi yang telah menjadi pembatas antara gelap dan terang. Hingga diri menyadari hidup tidak hanya melawati gelap tanpa cahaya yang memadai, namun juga berhadapan dengan terang yang penuh dengan sinar bahkan terik yang menyengat. Terima kasih pagi yang sudah menjadi alarm menyudahi istirahat. Bahwa hidup tidak mengenal jeda yang lama bahkan berlarut. Bukan pula tentang kenikmatan tidur yang kadang melenakan. Tapi harus kembali bergeliat bersama hari yang akan selalu ditemui,hadapi, taklukan hingga dimenangkan menjadi capaian. Terima kasih pagi yang sudah menyadari bahwa anugerah kehidupan begitu mahal. Organ tubuh yang dirasakan kembali berfungsi dengan normal ketika terbangun tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. Konversi rupiah pun tidak bisa menggantikan satu saja syaraf yang berhenti berfungsi no

[SUAPAN TANGAN]

Salah satu anugerah menjadi generasi yang hadir belakangan adalah mendapatkan mata air keteladanan dari para pendahulu yang menyejukan. Tak harus sesuatu yang wah dan besar, hal sepele dan receh kadang menyentak nurani ketika dibenturkan dengan kepongahan jiwa yang angkuh. Mereka dengan jabatan yang mentereng bisa bersikap lebih sombong sebenarnya dibandingkan kita yang dengan tanpa malu petantang-petenteng cuma bermodal kedudukan rendahan. Bahkan ada yang dengan bangga membuang adab dan perilaku ketimuran yang kaya dengan kesantunan dengan dalih tidak modern dan kekinian. Adalah Agus Salim Diplomat ulung awal masa kemerdekaan dengan kemampuan menguasai 9 bahasa asing. Jauh sebelum kemerdekaan republik ini pun ia sudah menjadi bagian dari pergerakan kebangsaan yang memperjuangkan proklamasi kebebasan dari penjajahan. Tapi, jiwa dan karakter keindonesiaannya tak pudar dengan popularitas dan jam terbangnya melalang buana kebelahan dunia. Dalam sebuah acara makan malam ia me