Langsung ke konten utama

[SUPLAY ENERGI]

"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti antara orang yang hidup dan mati." (HR. Bukhari) 

Kita kerap kali dihadapkan pada kondisi waktu yang dimiliki terasa sedikit sekali, hingga menjadi alasan memangkas waktu untuk mengingat-Nya. Bahkan atas nama kesibukan dan mencari rejeki melupakan kewajiban utama bersujud pada-Nya. Padahal rejeki yang mati-matian di kejar dari-Nya. Ironi.

Kita banyak mengingat-Nya hanya saat mengalami kekurangan, ditimpa musibah, dirundung ketakutan. Seakan berdzikir padanya hanya sewaktu-waktu. Pada musim tertentu dan kondisi yang terbatas semau kita jika butuh saja. 

Wajar akhirnya energi diri yang dimiliki jarang stabil, walaupun fisik dan finasial memenuhi. Popularitas berada di atas yang lain dan jabatan digenggaman, namun selalu merasa tidak stabil. 

Ketika mengingat Allah dalam lafadz dzikir sesungguhnya kita sedang men-charge diri, proses suplay energi yang membuat kuat. Dzikir syarat hidupnya hati, ia akan mengalirkan energi dalam segala aktifitas jasad. Tanpa ini sulit tubuh dapat memikul tanggungjawab hidup yang beragam dan kompleks. 

"Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Bagaimana kondisi ikan bila ia harus berpisah dari air? " (Ibnu Taimiyah) 

Mari menyuplai energi hati dalam kebutuhan mengingat-Nya setiap waktu. Bukan sewaktu-waktu disaat mau semau-maunya saja. 

Rumah Merpati 22
02032022 03:27
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #InspiringWords #IWANwahyudi #SedekahKata
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

01 [MASJID AGUNG NURUL HUDA SUMBAWA]

Salah satu Masjid yang menjadi pusat keIslaman di Sumbawa Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Agung Nurul Huda dipusat Kota Sumbawa. Bagi saya pribadi, pertama kali ke sini saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2004 silam. Kemudian kembali bersua saat bulan Mei 2017, selanjutnya Agustus 2017 saya lebih intens dan sering ke Masjid ini dan sempat mengukuti berbagai kegiatan keIslaman yang disajikan. Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa ini sangat memiliki peran strategis dalam penyebaran Islam diSumbawa. Menelisik sejarah dari berbagai sumber terungkap fakta bahwa masjid yang bersebelahan dengan Istana Kesultanan Sumbawa, Istana Tua “Dalam Loka” merupakan  Masjid Kesultanan Sumbawa. Masjid ini berdiri sejak tahun 1648 silam dan telah mengalami beberapa kali pemugaran.  Pada masa Sultan Dewa Mas Pamayam yang juga disebut Mas Cini (1648-1668) Telah ada masjid dilingkungan istana walau masih relatif sederhana bagunannya. Pada tahun 1931 masjid mengalami rehab kecil. Pada masa bu...

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...