"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti antara orang yang hidup dan mati." (HR. Bukhari)
Kita kerap kali dihadapkan pada kondisi waktu yang dimiliki terasa sedikit sekali, hingga menjadi alasan memangkas waktu untuk mengingat-Nya. Bahkan atas nama kesibukan dan mencari rejeki melupakan kewajiban utama bersujud pada-Nya. Padahal rejeki yang mati-matian di kejar dari-Nya. Ironi.
Kita banyak mengingat-Nya hanya saat mengalami kekurangan, ditimpa musibah, dirundung ketakutan. Seakan berdzikir padanya hanya sewaktu-waktu. Pada musim tertentu dan kondisi yang terbatas semau kita jika butuh saja.
Wajar akhirnya energi diri yang dimiliki jarang stabil, walaupun fisik dan finasial memenuhi. Popularitas berada di atas yang lain dan jabatan digenggaman, namun selalu merasa tidak stabil.
Ketika mengingat Allah dalam lafadz dzikir sesungguhnya kita sedang men-charge diri, proses suplay energi yang membuat kuat. Dzikir syarat hidupnya hati, ia akan mengalirkan energi dalam segala aktifitas jasad. Tanpa ini sulit tubuh dapat memikul tanggungjawab hidup yang beragam dan kompleks.
"Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Bagaimana kondisi ikan bila ia harus berpisah dari air? " (Ibnu Taimiyah)
Mari menyuplai energi hati dalam kebutuhan mengingat-Nya setiap waktu. Bukan sewaktu-waktu disaat mau semau-maunya saja.
Rumah Merpati 22
02032022 03:27
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #reHATIwan #InspiringWords #IWANwahyudi #SedekahKata
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1
Komentar
Posting Komentar