Langsung ke konten utama

[MENYIAPKAN KEBAIKAN RAMADHAN]

"Tahun adalah batang pohon. Bulan-bulan adalah dahan-dahannya. Hari-hari adalah ranting-rantingnya. Jam-jam adalah daun-daunnya. Dan nafas-nafas adalah buah-buahnya. Barang siapa yang nafas-nafasnya untuk ketaatan, maka buah pohonnya pasti baik. Dan barang siapa nafas-nafasnya untuk kemaksiatan, maka buahnya pasti pahit. Muslim panennya adalah hari pembalasan. Pada saat panen, di situ lah akan jelas mana buah yang manis dan buah yang pahit. Maka, bagaimanakah buah dari umur kita? " Ucap Ibnu Qayyim.

Menyiapkan kebaikan begitu pentingnya agar semakin cepat menanamnya, semakin banyak dan besar buah manis yang akan dipetik kemudian. Begitu pula menyiapkan kebaikkan untuk menyambut kebaikan, agar kesiapan lebih maksimal dan sempurna. Tidak sekedar apa adanya, sama seperti sebelum-sebelumnya, atau jalani saja nanti bisa tambal sulam ditengah perjalanan. 

Ramadhan masih 40 hari lagi. Ada yang merasa masih lama, ada juga yang tak sadar kok cepat sekali tak terasa. Kita ingin Ramadhan kali ini beda. Bukan ramainya karena tak sesunyi saat awal pandemi. Tapi penambahan makna, banyaknya amal, khusyunya beribadah, kian dekat merasa keberadaan dan diperhatikan-Nya, serta daya tahan amal pasca Ramadhan agar sampai pada Ramadhan berikutnya. 

Masih ada waktu mengevaluasi kembali catatan Ramadhan lalu. Agar tidak terulang berkali-kali hal yang sama. Menyiapkan lebih awal semuanya. Semoga Ramadhan kali ini bukan Ramadhan biasa bagi kita. 

Rumah Merpati 22
20022022 21:51
#MariBerbagiMakna #InspirasiWajahNegeri #InspiringWords #EnergiRamadhan #IWANwahyudi #reHATIwan
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...