Langsung ke konten utama

[ALLAH MEMBERI YANG KITA BUTUH, BUKAN YANG KITA MINTA]

Pagi ini jauh sebelum terang mewarnai langit ---berarti bukan pagi klo gitu bro, itu namanya subuh buta--- setelah melaksanakan beberapa ritual, saya membuka akun media sosial sambil menyapa beberapa kenalan yang sudah lama tak kopi darat, saling like maupun koment statusnya. Alhamdulillah hubungan itu kembali ter update dan sebagian tanya " udah lama sebenarnya mau tanya dan penasaran, bukunya k' Iwan pesannya langsung kepenerbit ya?". 

Ya, ternyata begitulah cara Allah SWT memberi jalan pada sesuatu yang kita butuhkan dan dilapangkan rejeki adalah salah satu hikmah silaturahim itu benar-benar terwujud walau lewat sapaan media sosial. Kemudian saya tawarkan juga Kopi Tambora ( karena saya tau persis walaupun mereka asli Bima tapi belum pernah mencicipi aroma dan sruuputnya) pada mereka dan gayungpun bersambut, nampak mereka bahagia sekali. Akhirnya diantara waktu jeda yang harus disiasati saya kirimkan tiga paket buku plus kopi Tambora untuk wilayah Mataram, Serang dan Jakarta.

Kerabat terkadang kita begitu sering meminta terus menerus pada yang tidak kita butuhkan, namun betapa sering kita tak pernah meminta dan bersyukur atas yang kita butuhkan pada-Nya. Cita-cita yang ingin kita gapai acap kali kita pinta, namun apakah kita pernah berdo'a agar esok pagi masih bisa menghirup udara dengan indera hidung dan paru-paru yang masih normal, jangan-jangan bukan sekedar lupa meminta kebutuhan tapi berucap syukurpun atas karunia tersebut kita lupa karena menganggapnya sudah sebagai sebuah ritual aktivitas yang dengan meminta atau tidak Allah tetap memberikannya. Astaghfirullah....Ya Rabb Ampuni Kami.

Yuk terus bersyukur dengan segala karunia-Nya atas semua yang kita butuhkan dan teruslah meminta segala yang kita butuhkan karena hanya IA yang Maha Memberi dan Mengabulkan permintaan.

19112016
IWAN Wahyudi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...