Langsung ke konten utama

[SEPERTIGA LUAR BIASA]

Para orang-orang hebat dalam pentas sejarah selalu mengoptimalkan waktu siang dan juga malamnya. Bukan salah satunya, bekerja keras di siang hari tapi malam hanya istirahat semata atau bergadang dimalam hari namun lemas tanpa gairah dan produktifitas disiang hari. 

Mereka bisa mengatur porsi siang dan malam dengan pola hidup yang sungguh mengagumkan dan benar-benar sehat. Apakah mereka menggunakan semua? Tidak, atau mereka memanfaatkan semua? Tidak juga. Tapi hanya sepertiga. 

Malam hari mereka seperti rahib, khusyu dalam kedekatan dengan Rabb-Nya walaupun sepanjang siang tenaga mereka terkuras. Apakah sepanjang malam? Tidak juga. Mereka para pemburu sepertiga akhir malam. Rasulullah SAW bersabda :

”Rabb kita turun ke langit dunia pada setiap malam yaitu ketika sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ’Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, niscaya Aku penuhi. Dan barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808)

Mereka memburu sepenggal waktu yang sangat berharga dari seluruh waktu malam itu. Bagaimana mereka bisa tetap merutinkan itu, padahal waktu tersebut godaan kantuk teramat sangat termasuk bagi mereka yang bergadang sejak sore? 

Mereka menyiapkan fisiknya berdasarkan porsi. Sepertiga perut saja yang terisi makanan. Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW :

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas”

Nah ketahuan kan, kalau selama ini kita makan cuma sekedar mengejar kenyang bukan berdasarkan porsi perut. Apa hubungan porsi makan dengan daya tahan di sepertiga akhir malam? Imam Syafi'i menyebutkan bahwa makan berlebihan akan menjadikan tubuh berat, menurunkan kecerdasan, menjadikan kantuk, dan melemahkan (semangat) orang yang bersangkutan untuk beribadah.

Jika kita benar-benar ingin menjadi para pemburu sepertiga akhir malam yang mulia itu, pastikan komposisi sepertiga perut kita sudah adil dan merata. 

06082020
#IWANwahyudi
#InspirasiWajahNegeri
#MariBerbagiMakna
@iwanwahyudi1
@inspirasiwajahnegeri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...