Langsung ke konten utama

[MENGENAL LAWAN]

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih  sulit karena melawan bangsamu sendiri“. (Soekarno)

Sesuatu yang datang dari luar akan lebih jelas terlihat dan sangat mudah dideteksi dan dikalkulasi keberadaannya. Sebuah konsolidasi internal untuk melawannya tentu mudah, memberikan imunitas/perlindungan internal akan dapat di lokalisir dengan cepat dan depat.

Berkali-kali bangsa ini di jajah dengan silih bergantinya negara-negara eropa yang datang membawa nafsu menguasai. Dengan berbagai latar belakang alasan yang awalnya dikemukakan masing-masing, namun jelas aroma penjajahan. Bertubi-tubi pula bangsa ini melakukan perlawanan. Menolak di jajah walaupun saat itu bangsa ini masih belum bersatu dalam sebuah rumah besar. Masih berbentuk kerajaan, kesultanan atau kumpulan  yang berbeda-beda di jajaran kepulauan jamrut khatulistiwa nusantara.

Ada kesamaan rasa yang mendorong perjuangan, ada satu alasan yang membakar api pembelaan terhadap diri dan daerah masing-masing. Tidak ingin di jajah. Tak mau terkoyak martabat, tak sudi dibelenggu kemerdekaan yang selama ini telah menjadi harga diri dan mampu berdiri tegak mengayomi masyarakatnya.

Sebuah tantangan selanjutnya, bahkan menjadi hal yang sama dalam perjalanan bangsa-bangsa di dunia ialah menata keberagaman agar tidak menjadi alasan perpecahan, mensnergikan perbedaan hingga tidak menjadi batu sandungan dalam mewujudkan persatuan. Rumit dan unik memang, tapi disitulah letak kesulitannya dibandingkan berhadapan dengan lawan dari luar.

Hingga para penjajah tak berperi kemanusiaan dan keadilan itu sadar, melakukan penguasaan dengan berperang dan saling berhadapan langsung dengan pribumi sebuah strategi yang merugikan dan melelahkan dalam jangka waktu panjang. Memakan segala sumberdaya, berkali-kali mengalami kerugian yang tak sedikit. Bahkan hal memalukan pula dituai. Adu domba antar sesama anak bangsa dalam hal ini baik antar kerajaan/kesultanan atau membenturkan antar kelompok yang masih bernaung dalam satu istana.

Menghargai perbedaan sebuah keniscayaan kerena setiap kita tidak ada yang terlahir kembar identik 100%. Menetapkan tujuan bersama dan musuh bersama yang disepakati, sebelum memilih jalan yang bisa jadi akan saling berbeda. Agar kita tak jadi bahan tontonan bahkan hiburan bangsa asing yang kemudian dengan mudah mencaplok keuntungan apapun disaat kita lelah melewati “pertikaian” sesama anak bangsa. Musuh kita ada dan nyata, kita harus melawannya dengan sadar dan tepat.

08082021
@inspirasiwajahnegeri
@iwanwahyudi1

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[RESHUFFLE]

Diberi dan diambil kembali amanah oleh yang memberikan apa beratnya? dari tiada kembali ketiada, kok berat mengembalikan sesuatu titipan? sama toh, sebelum punya mobil kemudian tidak punya lagi, lah hakikatnya kita ndak punya apa-apa sebelumnya saat kita menyantap makanan paling nikmat sekalipun dimalam hari, tak ada penyesalan sedikitpun ketika mengeluarkannya di toilet dipagi hari berikutnya. apakah nantinya partai akan memecat jika jabatan menteri ditanganmu masuk yang direshuffle? kenapa itu semua yang membuatmu gelisah hari-hari terakhir ini? setidaknya yang membuatmu gelisah adalah : - Sudah sejauh mana engkau bekerja sesuai dengan target yang telah dibuat diawal - Berapa persen capaian target yang telah engkau raih dibanding dengan satuan waktu yang telah terlewati sebagai satuan produktifitas selama menjadi menteri - Apakah ada penyimpangan yang sengaja atau tidak engkau lakukan selama mengemban amanah menteri - Sudah berapa banyak orang yang kecewa dan bersedih den

[BOOK STREET]

  Ahad pagi ini 23 Juni 2024 seperti biasa jalan Udayana Mataran ramai dengan masyarakat yang antusias menikmati Car Free Day (CFD). Setelah beberapa kali juga ikut CFD pada liburan ini, kali ini baru kesampaian menyambangi lapak Book Street yang berada tepat di trotoar depan kantor Kominfotik NTB atau di seberang kantor DPRD NTB. Satu-satunya lapak di CFD yang bertemakan buku. Setelah sekitar sebulanan terakhir melihat status FB mbak Dita yang rutin tiap Ahad pagi buka lapak baca Book Street. Tadi berkesempatan mampir sekligus mendonasikan tiga buah buku : Melukis Pelangi Catatan Hati Oki Setiana Dewi, Otak Tunduk, Otak Jongkok Sketsa-Sketsa Sosial Politik karya Patompo Adnan dan BestSeller Inspirasi dan Spirit Menjadi Manusia Luar Biasa buku karya pertama saya. Setahun yang lalu tepatnya bulan Syawal, Forum Lingkar Pena (FLP) Mataram juga membuka lapak baca dengan Pojok Literasi di lokasi CFD udayana Mataram juga. Pengunjungnya cukup ramai, apalagi dengan jejaring FLP dengan ko

[PESAHABATAN]

    "Do'a-do'a pengikat persahabatan dan persaudaran yang terlantun dulu itu, tak hanya terasa pada masa itu saja. Ia akan terus menjadi simpul sampai hari ini bahkan hingga akhirat kelak. Selama masih dijalan-Nya." #reHATIwan Reuni Ksi Al-Israa @ksialisraa angkatan milenium. Sudah belasan tahun tak bersua. Kurang lengkap perjumpaan dengan Haji Jumahat dan Ust Asep tanpa bang Mahlie Tentena . Lintas jurusan dan program studi yang selalu duduk di shaff shalat mushalla Al-Israa'. Pasca tidak lagi kampus, tidak pernah bertemu lengkap berempat. Pernah bertemu tanpa ust Asep atau tiada kehadiran bang Mahli. Reuni selanjutnya semoga bisa sekaligus umrah. 20052023