Langsung ke konten utama

[PILIHLAH HARAPAN]

Sejak libur lebaran kemarin setiap mengakhiri pertemuan selalu ada yang bertanya "Kamu pilih yang mana nak?" Atau "Bang, kita pilih calon nomor berapa?". 

Ya, setiap pertemuan dan silaturahim saya menghindari untuk kampanye dalam artian mengawali atau memancing membicarakan politik terutama pilkada yang sudah sangat dekat sekali waktunya. Namun, jika ada yang bertanya saya akan menjawab diakhir pertemuan agar substansi pertemuan tidak tertindis dengan tema politik. Karena secara psikologis mereka juga lelah disana sini sedikit-sedikit membicarakan politik pilkada 2018, dan pileg + pilpres yang bersamaan tahun depan namun gambar kandidat sudah tebar pesona mengalahkan ramenya pilkada.

Sebenarnya bagi teman-teman dan kerabat semua sudah cukup tau siapa yang akan saya pilih? tanpa saya harus mengatakannya. Tapi walaupun disemua sosialisasi sudah dijelaskan keunggulan masing-masing pasangan calon, saya punya alasan tersendiri dalam memilih kandidat. Sederhana, PILIHLAH MEREKA YANG MEMILIKI HARAPAN : harapan akan masa depan anda, harapan kemajuan daerah dan harapan mereka bisa mengabdi dengan kapasitas yang dimilikinya.

Pemimpin itu bukan yang hanya mampu bernostalgia dengan masa lalunya, tapi yang bisa membaca keinginan masa depan, membangun sejumlah harapan dan tau skenario langkah-langkah untuk mewujudkannya.

Diantara sekian harapan saya dan juga masyarakat yang saya tangkap selama ini setidaknya yang bisa memberikan dan mewujudkan harapan itu adalah pasangan nomor urut 3 DR.Zulkieflimansyah dan DR. Rohmi Djalilah.

Selamat memilih kerabat semua, izinkan nurani anda yang paling dalam menentukan pilihan, pilahlah agar pikiran jernih anda menuntun mewujudkan semua harapan kita semua untuk hidup LEBIH GEMILANG.

26062018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...