Kita bertekad mempertahankan rasa lapar disiang hari itu bukan karena tak punya kemampuan membeli atau siap hidup lapar, tapi karena kemampuan mengatur nafsu makan agar ia tak mengendalikan tapi dikendalikan.
Kita berupaya bangun lebih awal disepertiga akhir malam, bukan karena menyelesaikan lembur pekerjaan atau sebuah tontonan. Namun, mengatur nafsu tidur agar tak melelapkan tapi terkontrol.
Kita terdidik untuk mengendalikan nafsu syahwat, bukan untuk membunuhnya tapi mengendalikannya agar tak menguàsai. Membuat larut dalam lembah kehinaan yang menyilaukan.
Kita kadang bisa kuat tak tidur malam, namun jarang dapat menghidupkan malam. Yang ada adalah terbuai oleh rayuan dekapan malam.
Kita bersungguh-sungguh tiap hari tak terlewatkan membaca lembar-lembar Titah-Nya, bukan karena bulan tersebut adalah seremoni turun ayat-Nya, namun karena ia tuntunan yang mengarahkan hidup termasuk diluar waktu itu.
Mari meraba jejaknya, pertemuan panjang yang diakrabi dengan mesra itu apakah masih ada rasa tersisa? saat sekarang baru beberapa waktu terpisah.
25062017/1 Syawal 1438H
#MariBerbagiMakna
#IDULFITRIberbagiMakna
www.iwan-wahyudi.com
www.iwan-wahyudi.net
Komentar
Posting Komentar