Langsung ke konten utama

[TAUTKAN HATI PADA MASJID]

Kapan masjid akan Ramai dikunjungi? Tentu kita sepakat menjawab, tidak setiap shalat lima waktu. Bisa saja ia ramai saat shalat Jum'at, Tarawih awal Ramadhan, ada kegiatan peringatan hari besar Islam, atau ada pejabat yang datang. Keberadaan masjid sejatinya bagi ummat bukan hanya sebatas dan sekecil itu semata.

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah)

Jikalau ada perubahan yang memukau terjadi di dunia ini, pastilah ia terjadi 14 Abad yang lalu digurun tandus tanah Arab. Masyarakat yang terkenal sebagai kaum terbelakang, buta huruf dan jauh dari fitrah kemanusiaan bahkan keberadaannya tak dianggap ada, mampu memporakporandakan dua kekuatan adidaya Romawi dan Persia yang tak terkalahkan selama ratusan tahun. Penyebabnya selain Sumber ajaran Muhammad SAW yang bersumber dari Wahyu Tuhan (bukan buah pikiran manusia), juga Muhammad SAW menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan ummat dan poros berbagai kegiatan. Dari masjid juga berdiri sebuah peradaban sempurna, yang dikenal dengan peradaban Madinah.

“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18). Dari ayat ini ciri-ciri orang yang memakmurkan masjid adalah (1) beriman kepada Allah dan hari kemudian (visioner), (2) mendirikan shalat (karakter), (3) menunaikan zakat (continous improvement), (4) tidak takut kepada siapapun selain Allah SWT (konsisten).

Seharusnya bangsa yang mayoritas muslim ini berkaca pada kunci keberhasilan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Indonesia memiliki banyak masjid, data tahun 2005 tercatat Indonesia memiliki 600 ribu Masjid Besar (setiap kota dan desa paling tidak memiliki satu masjid besar/Jami). Jumlah ini diluar surau dan Musholla yang jauh lebih banyak.

Selain tampilan fisik dan fasilitas, prioritas utama dari keberadaan Masjid adalah tegaknya ajaran Islam dilingkungan sekitar, kekompakan persaudaraan Islam dan kepekaan terhadap kesenjangan sosial. Lalu bagaimana memulainya? Tautkan hati kita pada Masjid. Kita akan mulai gelisah dengan Masjid yang akan mulai sunyi setelah ditinggal Ramadhan, tapi tidak sadar bahwa kita tak pernah merasa sunyi jika tak Shalat di Masjid.

31052019
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#EnergiRamadhan
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
www.iwan-wahyudi.com

Foto: Jum'at terakhir Ramadhan 1440H di Masjid Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...