Mudik, Identik dengan lebaran. Aktifitas para perantau/pekerja migran untuk kembali sejenak pulang kekampung halamannya. Konon mudik berasal dari sandi kata bahasa Jawa ngokoyaitu Mulih dilik yang berarti pulang sebentar.
Disaat memasuki 10 akhir Ramadhan aktifitas mudik mulai terjadi. Saat mudik semua sanak saudara diperantauan yang menyebar kembali berkumpul bersama keluarga ditanah kelahiran. Selain juga sebagai sarana menjenguk orang tua.
Pergerakan manusia saat mudik mencapai puluhan juta jiwa. Berita online Bisnis.com tanggal 25 Juni 2018 mengutip pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahwa jumlah pemudik hingga H+9 Idul Fitri 1439 H mencapai 20,86 juta orang.
Selain pergerakan manusia/perantau dalam mudik juga terjadi pergerakan uang dari kota kedesa. Jika para perantau tidak berkesempatan pulang biasanya menitipkan uang kepada keluarga dikampung halaman melalui pemudik sesama perantuan dan satu kampung halaman. Perpindahan uang saat puasa hingga lebaran selain dari rantauan ke tanah kelahiran, juga terjadi dari TKI diluar negeri ke tanah air, angkanya hingga triliunan.
Mudik tempat menjadi titik kembali sejenak, berbagi rasa tahunan dihari kemenangan. Melepas rindu, berbagi rejeki, mengokohkan silaturahim, menyambung rasa. Ajang mudik ini juga dimeriahkan oleh berbagai acara reuni baik sekolah maupun komunitas/organisasi. Energi sosial mudik sangat besar tinggal ditata secara optimal agar kemanfaatan bagi desa kelahiran lebih besar lagi.
Mudik sebuah tradisi yang baik dan mulia namun bagaimana dikondisikan agar tidak mengurangi amal Ramadhan kita, terutama 10 akhir Ramadhan yang didalamnya terdapat malam seribu bulan Lailatul Qadar.
Wallahu,alam
24052019
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#EnergiRamadhan
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
www.iwan-wahyudi.com
Komentar
Posting Komentar