I’tikaf adalah berdiam diri dimasjid pada 10 hari terakhir dibulan Ramadhan. Berdiam dalam rangka meningkatkan ketaatan Allah SWT, mengurangi aktifitas keduniaan.
“ (Tetapi) janganlah kamu mencampuri mereka dengan kamu beri’tikaf dalam masjid “ (QS. Al-Baqarah : 187)
Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’adnya mengatakan bahwa hikmah I’tikaf salah satunya adalah untuk membuat seseorang makin cinta kepada Allah SWT sebagai ganti kecintaannya kepada makhluk.
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha beliau mengatakan, “ Nabi shallallahu’alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Aku membuatkan tenda untuk beliau. Lalu beliau shalat subuh kemudian kemudian masuk ke tenda I’tikafnya “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Sepuluh akhir Ramadhan saat Lailatul Qadar turun mari kita tingkatkan ibadah malam dengan beri’tikaf. Ketika malam seribu bulan itu turun jadikan saat itu ketika kita beribadah maksimal kepada-Nya.
Jika diibaratkan produk, maka sepuluh hari terakhir Ramadhan (dengan i'tikaf nya) adalah tahapan finishing dan cek akhir yang tentu akan dilakukan lebih telaten, jika lalai ditahap ini maka kekurangan ditahap sebelumnya akan lolos begitu saja hingga ketangan konsumen dan berpengaruh besar pada kepercayaan masyarakat.
Serpihan akhir ini, pengontrol kualitas. Tempaan akhir, sehingga sentuhan pamungkas diberikan pada fase ini. Agar benar-benar bermutu dan dapat memutari sirkuit tahunan selama 11 bulan sebelum berhenti kembali pada Ramadhan selanjutnya.
26052019
#IWANwahyudi
#MariBerbagiMakna
#EnergiRamadhan
#InspirasiWajahNegeri #reHATIwan
www.iwan-wahyudi.com
Komentar
Posting Komentar