Langsung ke konten utama

Postingan

[SELAMAT JALAN PROF]

Hari itu Selasa 22 Januari 2019 pagi menjelang siang, setelah bertahun-tahun tak menyentuh gedung rektorat Universitas Mataram kaki ini bergegas ke lobi lantai I sekedar menyapa Satpam dan menginformasikan sudah janjian dengan Warek III Unram diatas. Sebelumnya saat diparkiran tadi saya sudah WhatsApp Sang Wakil Rektor untuk izin bertemu.  Dilantai II sesampai didepan pintu ruangan ada dua meja dengan dua lelaki sekretaris masing-masing Warek I dan Warek III yang ruangannya memang berhadapan. Salah satu orang yang sama saat belasan tahun silam dan semua pasti mengenalnya bertanya, "Mau ketemu siapa wan?". Saya mengira sudah tak dikenal lagi. " Mau ketemu pak Warek III, sudah janjian". Lelaki paruh baya itu mempersilahkan sambil membukakan pintu dan mengantar kedalam. Warek III yang sejak dulu kami akrab memanggilnya pak Nasir menyambut hangat dengan senyum dan gayanya yang khas. Setelah membuka percakapan saya minta nasehat dan bimbingan terkait pengelol...

[UJI LEVEL SABARMU DENGAN MUSIBAH]

Seperkasa apapun kekuatanmu, sebesar apapun energimu semua harus dibuktikan karena hidup bukan sekedar retorika dan pesona fisik yang melenakan. Seberapa panjang nafas sabar yang engkau miliki saat disapa musibah disitu sebenarnya pembuktian level dirimu sesungguhnya. Kesabaran itu unik, ia tak hanya berada disaat ditimpa kesedihan, tapi juga saat dirimu meninggalkan sesuatu yang tak berguna namun telah menjadi kebiasaan. Sabarmu pun perlu dibuktikan saat konsisten membersamai kebaikan-kebaikan. Tak banyak orang yang konsisten, sedikit mereka yang kokoh dari rayuan keburukan, dan dapat dihitung dengan jari mereka yang tersenyum membersamai kesedihan dan mendampingi mereka yang berduka dengan pelukan kasih sayang. Levelmu dapat dilihat dari bagaimana menyikapi hal tersebut. Musibah akan menguji tingkat kesabaran mu dalam kenyataan bukan retorika apalagi sebuah khayalan. 11022018 02:52 Pancasari Travel #IWANWahyudi  #MariBerbagiMAKNA  #InspirasiWajahNegeri  #Kom...

[PEMIMPIN yang MENGGERAKKAN]

Pemimpin merupakan pusat segala aktivitas dan perubahan kelompok. Kepemimpinan adalah pusat kehendak yang menggerakkan aneka aktivitas, perubahan dan perkembangan kelompok (organisasi).   Peter G Northouse, Leadership, Theory dan Paractice, 2005  Pemimpin merupakan magnet dimana pusat perhatian siapapun akan mengarah padanya. Perkataan, tindakan dan visinya harus dapat mewakili yang dipimpinnya. Ketika ada titik temu antara keinginan rakyat dan arus yang di bawa oleh pemimpin maka akan menghasilkan semuah sinergi yang dahsyat. Pemimpin berarti bukan saja orang yang memiliki sifat utama kepemimpinan (potensial), tapi juga kemampuan mengaktualisasikannya. Pemimpin yang diinginkan bukan pemimpin wacana dan isu tetapi pemimpin yang dapat menjawab semua permasalahan dalam ruang perbuatan dan realitas. Ketika terbangun rasa yang sama antara pemberi mandat dan pengemban amanah tersebut,  maka dalam mewujudkannya akan mudah menggerakkan semua potensi yang ada (ba...

[Kita Adalah Pemimpin]

 Setiap Kalian Adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya ( HR. Bukhari dan Muslim )   Tak seorangpun dimuka bumi ini yang tak memimpin minimal ia akan memimpin atas dirinya sendiri,  tak ada alasan apalagi mengelak atas hal itu karena kita adalah manusia yang hidup di dunia ini. Kemudian kepemimpinan itu seiring dengan berjalannya waktu akan bertambah saat kita berinteraksi social dengan manusia lainnya dalam sebuah komunitas dan masyarakat, berkeluarga dan beranak pinak. Karena tak seorangpun diantara kita yang dapat hidup seorang diri. Semua itu pula pasti dimintai pertanggungjawabannya, sekecil apapun apalagi yang besar, baik sekarang atau esok, di dunia dan kelak diakhirat. Dalam kepemimpinan setidaknya ada dua hal yang pokok yaitu Kemampuan Mengelola (Manajerial) dan Rasa Bertanggung Jawab. Kemampuan mengelola lebih pada bagaimana manusia dapat menata dan mengatur dirinya sendiri dan masyarakat sekitar s...

[NEGERI PARA PEMBOHONG]

"Sesungguhnya yang berbuat bohong itu hanyalah orang-orang yang tidak percaya kepada ayat-ayat Allah" (QS.An-Nahl:105)  Ayat-ayat Tuhan tak pernah berisi sesuatu yang dusta atau menipu ummat manusia. Ia bermuatan hukum dan aturan juga nilai-nilai serta norma yang seharusnya menjadi karakter manusia dan watak setiap hamba. Seakan ada korelasi kuat antara pengingkaran pada ayat Allah dengan watak pembohong. Ayat Sang Pencipta saja dicampakan apalagi sekedar berdusta sesama manusia yang mudah saja. Mereka inilah yang kehilangan momentum pembentukan karakter serta integritas moralnya.  Berdusta itu melelahkan jiwa karena akan mengundang dusta lain untuk menutupi dusta sebelumnya. Bohong itu memberatkan pikiran karena adrenaline terpacu mencari ide untuk membohongi terus. Wajar jika kebohongan akan membentuk lingkungan yang akan saling membohongi. Jika karyawan hidup dalam lingkungan yang sering dibohongi pimpinannya, maka mereka akan cenderung membohongi atasannya pul...

[MENENUN KEUNIKAN]

Disekitar kita tidak ada yang 100% identik walaupun saudara kembar atau produk dari hasil mesin yang sama. Selain keberagaman rupa, didalamnya terkandung keunikan-keunikan yang selalu menimbulkan kekaguman atas keMaha Sempurnaan Sang Pencipta. Kadang kita hanya terfokus pada kekurangan seseorang tapi lupa menelisik keunikan yang bisa jadi dia sendiri tidak mengetahuinya. Membantu orang lain menemukan keunikan yang tersembunyi didalam dirinya, sama dengan menemukan jalan mereka makin merasakan keAgungan-Nya. Setelah penelusuran yang tak jarang memakan waktu, memadukan keunikan merupakan hal yang sangat unik pula. Menenun satu dengan lainnya dari tiap helai benang tersebut. Jika hal ini ceroboh bisa jadi tenunan kita akan buruk dan tak beraturan coraknya atau bahkan rusak sekalipun. Sesekali ada benang yang putus dan harus disambung agar bisa melanjutkan tenunan bahkan tangan kita harus luka tertusuk jarum. Kesabaran, ketekunan dan konsistensi bekal utama dalam menikmati pros...

[MEMAHAMI DIRI]

kita sudah tau kapan waktunya memulai dan melanjutkan, juga melanjutkan dan memulai. Hendaklah memulainya dari diri sendiri, karena kita tidak mengetahui sepenuhnya tentang orang lain sebab selaput subyektifitas kadang memburamkan pandangan.  Saat memulainya dari diri sendiri kita bisa berdialog dalam diam dan mendalam pada nurani dan fikiran jernih yang kita sendiri lebih tau kadar dan dosisnya. Memahami itu lebih sulit dari pada meminta untuk dipahami, seperti kebanyakan manusia dalam sudut ruang berbeda, garang menuntut hak namun pura-pura bisu, tuli, buta saat ditanya tentang kewajiban. Sebelum memulainya dari orang lain, hendaknya diawali dari diri sendiri. Ketika ingin dipahami, jangan persempit diri untuk memahami orang lain. Memahami diri sendiri berarti mengenal potensi dan kelemahan diri agar pandai membawa diri dan tepat menempatkannya pada kondisi yang sesuai. 09022018 16:17 Pelataran Masjid Al-Kahfi #IWANWahyudi #MariBerbagiMakna  #InspirasiWajahNegeri...