“Kemiskinan itu bukan status yang membanggakan,bahkan dipelihara, tapi pemacu untuk naik agar lebih baik lagi hingga lepas darinya.”
"Jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 68,25 persen atau 194,67 juta jiwa dari total penduduk pada 2024." Begitu sepotong berita dari Kompas.
Mau dilihat dari kacamata siapa dulu nih?
Kacamata pemerintah, buset berat banget dong tugas gue di periode ini. Biar terpilih lagi pada 2029 nanti harus menurunkan angka warisan periode sebelumnya ini. Program prioritas dengan dana selangit, Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih apa bisa mengatasi sebagiannya? Bisa jadi ya, bisa juga tidak. Bila sekedar tujuan populis saya khawatir akan melorot lagi setelah naik pada titik yang dicitrakan. Semoga berhasil Pak Presiden.
Kacamata Kementerian/Dinas Sosial, makin banyak nih dana bantuan sosial yang bakal dikelola dan salurkan. Seharusnya semakin kecil dana yang dikelola Kementerian ini, maka makin berhasil ia menunaikan tugas dan target pengentasan kemiskinan. Kok bisa? Karena jika orang miskin makin sedikit, dana yang dikelola kecil dong. Tapi hati-hati ya pak, sudah beberapa kali Menteri yang menjabat di sini terjerat korupsi. Jangan terulang lagi, merampok dana orang miskin.
Kacamata 68,25 persen orang yang di stempel miskin. Apa gue akan masuk daftar penerima bantuan sosial kah ini?. Karena zaman sekarang walau mereka tak masuk kategori miskin, tapi berburu status itu untuk dapat bantuan ini, bantuan itu, subsidi ini dan subsidi itu. Tidak percaya silahkan tengok di kiri dan kanan kita. Masih ada kan? Bantuan salah sasaran karena carut marutnya data kemiskinan. Yang lebih perih ada orang miskin yang tak mendapatkan hak nya.
Kacamata politisi, asyik nih makin murah harga suara untuk serangan fajar. Tidak bisa dipungkiri biaya politik di negeri ini kian hari harganya naik. Bohong? Ala sudah lah semua orang tau. Dari para aktor intelektual, pelaku hingga rakyat yang menerima sudah menjadi rahasia umum. Makin banyak kemiskinan, terbuka peluang besar menggoda dengan uang untuk merubah pilihan politik menjauh dari suara nurani.
Kacamata Bank Dunia, gimana bro mau ajukan tambahan hutang lagi? Tapi ingat tahun ini hutang sebelumnya sudah jatuh tempo loh, B A Y A R!!!. Namanya juga Kreditor alias tukang kredit. Selalu cari peluang untuk memprospek calon nasabahnya. Syukur-syukur membantu mengurangi angka kemiskinan, tapi kalau menambah hutang baru, artinya kemiskinan bertambah.
#MariBerbagiMakna #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MemungutKataKata #Gerimis30Hari #Gerimis_Juni25_12 #IWANwahyudi
@gerimis30hari @ellunarpublish_ @rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar