Melihat dan membaca poster layanan masyarakat di salah satu fasilitas kesehatan ini, ingatan saya terbawa pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020-2021 yang lalu. Betapa diri dan warga dunia dibayangi rasa ketakutan dengan ganasnya wadah itu. Seakan dunia ditimpa sesuatu yang berat dan tanpa tanda, juga belum siap.
Wabah yang mudah menular, obat yang belum terjawab apa, ditambah pembatasan interaksi makin menghantui. Ingin berobat tidak berani, untuk keluar rumah bahkan kerja sungguh tidak bisa. Bagi mereka yang sudah terjangkit akan diberlakukan isolasi selama minimal 14 hari, siapa yang pernah berinteraksi dengannya didata, diperiksa, bahkan ikut di isolasi baik mandiri atau terpusat di RS atau tempat yang ditunjuk.
Data
hingga tanggal 2 Maret 2022, total tercatat 5.589.176 kasus konfirmasi Covid-19
di Indonesia. Sementara itu, total kasus sembuh berjumlah 4.944.237 dan kasus meninggal 149.036. Angka ini
menempat kan Indonesia pada posisi tertinggi di Asia. Jika menggunakan kriteria
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total kematian di Indonesia tembus hingga
lebih dari 191.000. Sedangkan jumlah
kematian seluruh dunia akibat covid-19 per 2 Mei 2023 menyentuh angka 6.866.733.
Dari peristiwa besar itu, Allah swt memilih kita menjadi manusia yang lulus melalui ujian tersebut. Lalu apakah selesai sampai disitu? Tentu tidak. Hidup adalah perjuangan, akan tetap bertahan dan menang adalah mereka yang tidak tinggal diam, tapi bersabar dalam perjuangan. Diantara jeda ujian dan perjuangan, Allah swt memberikan berbagai nikmat dan kemudahanya.
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (Al-Insyirah ayat 5-6)
Ujian adalah tempat menyaring dan menyeleksi manusia-manusia pilihan. Apa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan agar tegar dalam perjuangan dan selalu menjadi manusia pilihan?
Pertama, tetap di jalan Allah swt. Karena yang melakukan seleksi ini Allah swt, maka kita lalui semuanya sesuai dengan jalan yang telah diperintahkan dan digariskanNya. Tidak bisa menggunakan pendekatan jalan lain, apalagi bertentangan dengan-Nya.
Kedua, tidak lupa diri saat terpilih. Kadang setelah melalui satu ujian dan terpilih sebagai pemenang, rasa bangga dan lupa diri hadir hingga terlena serta muncul rasa sombong. Seharusnya tetap mengevaluasi diri untuk menyiapkan perjalanan dan perjuangan selanjutnya yang menunggu di depan mata.
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji?. Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta.” (QS. Al-Ankabut: 2-3)
Ketiga, bersabar dengan segala hasilnya. Dalam setiap perjuangan tidak selamanya berhasil terus, akan ada sesekali kegagalan. Kesabaran dalam keberhasilan artinya menahan diri untuk tidak berlebihan. Kesabaran dalam kegagalan artinya menerima segala kekurangan dan kelalaian yang menyebabkan hal itu dan menyerahkan semuanya pada Allah swt. Perjuangan adalah seleksi panjang menjadi manusia pilihan, dan kesabaran kunci utama kunci menghadapinya.
"Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)
#MariBerbagiMakna #Memungut KataKata #reHATIwan #reHATIwanInspiring #IWANwahyudi
@rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar