Sultan Abdul Kahir I, Sultan pertama Kesultanan Bima mangkat pada tanggal 8 Ramadhan 1050 H atau tanggal 22 Desember 1640 M.
Sebelum memeluk Islam sultan yang diberi gelar “Ruma Ta Ma Bata
Wadu” ini memiliki nama “LaKa’I”. Ia putra pertama dari Mantau Asi Sawo,
dilahirkan di Bima pada tahun 1020 H (1601 M).
Akibat adanya konflik di internal istana, LaKa’i hijrah ke
Makassar pada tahun 1623 M selama belasan tahun. Pada bulan Muharram 1050 H (Mei
1640 M) dengan bantuan Makassar ia berhasil merebut kembali istana dengan
mengalahkan Salisi yang bersekutu dengan Belanda.
Pada tanggal 15 Rabi’ul Awal 1050 H atau tanggal 5 Juli 1640 M ia
dilantik menjadi sultan pertama kesultanan Bima melalui upacara Tuha Ro Lanti
(penobatan dan pelantikan) yang dilaksanakan oleh Majelis Hadat Kesultanan Bima
dengan dukungan seluruh lapisan masyarakat.
Sultan yang meletakan Islam sebagai landasan Kesultanan Bima ini
mengucap dua kalimat syahadat dan mengganti nama menjadi Abdul Kahir pada 15
Rabi’ul Awal 1030 H atau 7 Februari 1621 M dihadapan para mubalig.
Sultan mangkat setelah 6 bulan memerintah dan dimakamkan di
pemakaman Bukit Dana Taraha di atas puncak bukit sebelah Selatan Istana
Kesultanan Bima. Walaupun singkat, namun sangat memberi perubahan besar pada
arah kesultanan yang berada di Timur Pulau Sumbawa itu kemudian hari.
Rumah Merpati 22, 11 Maret 2025
#JelajahRamadan #jelajahramadhan #EnergiRamadhan #MariBerbagiMakna #MemungutKataKata #reHATIwan #rehatiwanisnpiring #IWANwahyudi
@rehatiwaninspiring
@rehatiwan
Sumber Referensi :
M.
Hilir Ismail & Alan Malingi, 2018. Jejak
Para Sultan Bima. Penerbit CV. Adnan Printing
Iwan
Wahyudi, 2020. Energi Ramadhan. Olat
Maras Publishing. Sumbawa.
Sumber Foto Makam Dana Taraha : https://benyaminlakitan.wordpress.com/2014/11/29/indonesia-140-makan-sultan-bima-di-dana-taraha/
Komentar
Posting Komentar