Serabi salah satu jajan tradisional yang ada dibeberapa daerah di Indonesia. Ukuran dan cara penyajiannya saja yang sedikit berbeda.
Perihal serabi ini saya ingat pertama kali mencicipinya saat SMP. Serabi buatan ibu saat bulan Ramadan. Membuatnya cukup mudah dan sederhana hingga di perkampungan pun bisa dicoba. Adonan tepung beras yang agak cair dimasukan dalam wajan terbuat dari tanah liat yang telah dipanaskan dengan bahan kayu bakar.
Penyajiannya serabi utuh atau dipotong kecil-kecil kemudian disiram dengan air gula merah dan santan. Rasa legit, gurih dan manisnya sangat cocok menjadi takjil saat puasa.
Saat SMA ke Kota Bima hingga kini baru saya menyadari bahwa serabi hanya muncul dan marak saat Ramadan, terlebih saat menjelang berbuka puasa. Serabi yang terkenal adalah serabi pandan Penaraga. Aroma pandan nya menimbulkan sensasi yang berbeda. Penaraga mengacu pada nama kelurahan di Kota Bima.
Serabi pandan Penaraga sangat mudah didapati saat bulan Ramadan. Anda cukup berjalan ke arah Barat di Jalan Soekarno-Hatta dari Masjid Baitul Hamid Raba hingga jembatan Penatoi, sepanjang trotoar jalan penjaja dadakan serabi pandan Penaraga pasti akan anda temui.
Cukup dengan mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu rupiah Anda bisa membawa pulang seporsi serabi. Ada dua pilihan, serabi pandan saja yang dibungkus dengan daun pisang atau satu porsi serabi yang telah dipotong kecil-kecil lengkap dengan air gula merah dan santan.
Rumah Merpati 22, 8 Maret 2025
#JelajahRamadan #CeritaRamadanku #CeritaRamadanku2508 #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MariBerbagiMakna #memungutkatakata #IWANwahyudi @sobatnulis.ig
@rehatiwan @rehatiwaninspiring
www.rehatiwan.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar