Langsung ke konten utama

069 [BANGUN SAHUR ALA ASRAMA KAMPUS]

 



 

Ramadhan seperti ini ada yang tak bisa begitu saja di buang dalam ingatan saya dan keluarga besar Asrama Universitas Mataram (Asrama putra samping Gedung PKM sekarang), saya kurang tau apakah sampai saat ini kebiasaan itu masih ada atau sudah punah termakan waktu dan pergantian generasi?

Jika jam telah menunjukkan pukul 04.00 dini hari, sudah bisa dipastikan bila Anda belum bangun, maka pintu kamar akan digedor hingga ada jawaban dari dalam kamar bahwa sang penghuninya telah bersatu kembali antara fisik dan nyawa. Sesaat kemudian pasti akan ada teriakan. "Yang mau nasi bisa ambil dikamar II.17, bawa piring sendiri" atau "Butuh kerupuk dan sambel merapat ke kamarnya Ruslan", bisa juga," Siapa yang mau sayur ke kamarnya Baba".

Suatu malam  masih di bulan Ramadhan, saya mengajak adik tingkat menginap. Di kamar kami hanya tersisa nasi. Saat ritual sahur itu tiba, saya sibuk ke luar masuk kamar sambil membawa masuk lauk dan sayur, terakhir teh panas dan potongan mangga yang sudah masak. Mungkin karena penasaran dan heran, junior ini bertanya., "Bang tadi lauk dan lain-lain dapat dari mana, beli ya?" Saya jelaskan tradisi sahur anak asrama Unram yang entah sejak kapan ini bermula (yang jelas saat saya masuk hingga ke luar asrama hal ini masih dilestarikan). Sambil geleng kepala si junior menanggapi, "Bang kita aja yang satu kontrakan  jarang saling bangunin apalagi bagi-bagi makanan sahur, paling kalo saling ajak sahur ke warung".

Di asrama ini, bukan dihuni oleh mereka yang punya waktu luang cukup banyak. Semua isinya aktivis (aktivis beneran, bukan cuma mahasiswa yang berangkat pagi pulang malam), dari mulai Ketua BEM Universitas sampai ketua Organisasi Mahasiswa ekstrakampus, atau para asisten laboratorium/dosen yang seharian kebanyakan berkutat di laboratorium. Anda bayangkan mereka masih sempat masak sahur dan berbagi santapan sahur. Padahal jika mau langsung makan di warung, mereka bisa saja, toh semua dapat beasiswa (mulai dari BBM, PPA hingga Supersemar, ini beasiswa yang paling banyak kuotanya, apalagi bagi aktivis).

Jumlah kamar di asrama berlantai dua itu tak lebih dari dua puluh (sekarang asrama putra). Jadi, warga asrama tidak mudah, perlu seleksi ketat dan masa karantina (uji coba tinggal) selama sebulan. Untuk melihat ketangguhan personal dan interaksi sosial si calon penghuni.

Jika masih di asrama, tidak perlu khawatir untuk ketinggalan makan sahur, tak ada satupun yang akan terlewati bahkan bagi yang tidak sempat menyiapkan apapun. Kecuali bagi mereka yang tidurnya pulas tak bisa terbangun oleh gedoran pintu.

Rumah Merpati 22, 7 Maret 2025

#CeritaRamadanku #ceritaramadanku2507 #JelajahRamadan #jelajahramadhan #MariBerbagiMakna #MemungutKataKata #reHATIwan #rehatiwanisnpiring #IWANwahyudi

@sobatnulis.ig @rehatiwaninspiring @rehatiwan

www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[PRABOWO, BUKTIKAN ! JANGAN JANJI TERUS]

Episode yang membuat semua mata anak bangsa bahkan sudah tersiar ke media internasional, bagaimana Rantis Baracuda Brimob melindas pengemudi ojol hingga tewas bernama Affan Kurniawan, Kamis malam lalu. Ini bisa menjadi "martir". Seperti mahasiswa Arief Rahman Hakim 1966 dan empat pahlawan Reformasi 1998, yang kemudian kita semua tau berujung pada berakhirnya Soekarno dan tumbangnya Soeharto.  Sejak malam itu para pengemudi Ojol menunjukan solidaritas nya di depan Mako Brimob hingga pagi.  Aksi solidaritas kemudian menjalar ke beberapa daerah di tanah air pada hari Jum'at. Bukan saja pengemudi ojol saja, tapi mahasiswa dan rakyat ikut turun. Pengrusakan, terutama kendaraan dan kantor polisi tak bisa dihindari.  Presiden hingga Ketua DPR Puan memberikan pernyataan permohonan maaf ditambah kalimat, "Nanti kami akan perbaiki" hal-hal yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat. Lebih kurang demikian, ininya NANTI. Ini artinya berjanji.  ...

014 [PERANG DIPONEGORO, PERANG TERMAHAL BELANDA DI INDONESIA]

  Belanda salah satu penjajah Indonesia yang sangat lama dibandingkan negera lainnya. Hal itu bukan berarti mulus-mulus saja. Perlawanan di berbagai daerah di Nusantara meletus silih berganti sepanjang waktu. Walau dengan persenjataan yang sebanding, namun api perjuangan itu tak mampu dipadamkan dengan mudah hingga kemerdekaan itu benar-benar diproklamasikan. Salah satu perang yang dicatat sebagai perlawanan terbesar dan termahal yang dihadapi oleh Belanda ialah Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang meletus selama lima tahun sejak tahun 1825 hingga 1830. Penyebab dari perang Diponegoro ini diantaranya, Belanda ikut campur tangan dalam kehidupan keraton yang pastinya merupakan akal licik untuk mempengaruhi dan mengadudomba. Selain itu beban ekonomi rakyat akibat aturan pajak yang diberlakukan Belanda, pengusiran terhadap rakyat karena tanahnya termasuk tanah yang disewakan. Dan yang paling khusus adalah pemasangan patok-patok jalan oleh Belanda yang melintasi makam para leluhur Pa...

[DARI CAHAYA LAMPU KITA BELAJAR MENJAGA FASILITAS NEGARA]

Suatu ketika khalifah Umar bin Khatab RA kedatangan seseorang saat mengerjakan tugas Negara dengan diterangi cahaya lampu. Setelah mempersilahkannya masuk dan duduk sang Khalifah bertanya pada tamu “ Apakah yang akan kita bicarakan adalah masalah Negara atau masalah pribadi ? “ . Ketika sang tamu menjawab permasalahan pribadi Umar langsung mematikan lampu dan sang tamu dibuatnya terkejut. Belum habis keterkejutan sang tamu pemimpin kaum muslimin ini menjelaskan, sebelum sang tamu datang ia sedang mengerjakan tugas Negara dengan menggunakan lampu yang merupakan fasilitas Negara, sekarang kita akan membicaraka permasalahan pribadi sehingga tidak layak jika juga harus menggunakan fasilitas Negara. Mungkin cerita diatas menyadarkan kita akan pentingnya menjaga dan memisahkan mana yang menjadi amanah Negara atau public yang sedang melekat pada kita dengan status pribadi kita. Kisah diatas kemudian melahirkan pertanyaan ngeles kita “ Ah itukan wajar karena mereka sahabat Rasul da...