Langsung ke konten utama

052 [MODAL SATU BUTIR BERBUAH LEBIH 700 BUTIR]

 


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah: 261)

 

Salah satu pertimbangan sebuah investasi adalah keuntungan, tidak hanya kembali modal dengan status nol, tidak menambah modal. Makin banyak keuntungan dengan modal kecil, maka investasi dan bisnis tersebut baik.

Berbagi dan memberi, arti sesungguhnya adalah melipatgandakan kemanfaatan harta dan milik kita. Jika dibawa dalam timbangan bisnis ia tak merugi. Dari kebahagiaan yang kita miliki dan membuat orang lain gembira, maka sudah bernilai ganda kebahagiaan yang ditimbulkan oleh harta tersebut.

Bagi orang beriman bukan hanya sekedar penggandaan kebahagiaan sosial, tapi ada jaminan dari Allah swt akan mendapatkan pahala dan balasan yang baik didunia, terlebih akhirat kelak.

Berinvestasi di jalan Allah swt tak akan pernah merugi, karena Allah sebaik-baik dan secermat-cermat perhitungan. Dari ayat ke 261 surah Al-Baqarah diatas saja kita sudah diprospek oleh-Nya untuk berinvestasi dengan modal satu butir benih, menguntungkan menjadi lebih dari 700 butir benih. Sebuah perumpaan investasi yang sangat menggiurkan, bahkan tidak masuk akal dalam kacamata ilmu bisnis manusia.

Di bulan Ramadan setiap amal biasa dibulan lainnya akan berlipat ganda nilainya di bulan ini. Setiap beramal dengan nafkah dan harta dibulan ini bisa mendapat ganjaran dari-Nya lebih dari 700 kali lipat tentunya.

Bahagia itu apa indahnya hanya sendiri. Jangan lupa berbagi, jangan jera memberi.

Rumah Merpati 22, 1 Maret 2025

 

#AyatAyatBerbagi #JelajahRamadan #reHATIwan #reHATIwanInspiring #MariBerbagiMakna #MemungutKataKata #IWANwahyudi #InspirasiWajahNegeri

@rehatiwan @rehatiwaninspiring

www.rehatiwan.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[KARTINI]

KARTINI, banyak sejarah kehidupannya yang kadang "digelapkan" oleh rezim yang pernah berkuasa di negeri ini. Kartini (1) Sejarah yang ditulis penguasa telah menunggangi pemikiran2 kartini untuk maksud yang sama sekali bertentangan dengan cita2 murni kartini. Kartini (2) Betapa emansipasi dan feminisme dijadikan berhala oleh banyak perempuan Indonesia dengan mengatasnamakan Kartini. Padahal bukan itu yang hendak dicapai kartini. Kartini (3) Kekritisan kartini talah terlihat sejak kecil ketika kebiasaan tempo dulu untuk memanggil guru ngaji ke rumah  untuk mengajar membaca dan menghafal al-qur'an tidak disertai dengan terjemahan,kartini tidak bisa menerima hal tersebut. dia menanyakan makna ayat2 yang diajarkan. Bukan jawaban yang didapat, malah sang guru memarahinya. Kartini (5) Kyai sholeh kemudian tergugah untuk menterjemahkan Al-Qur'an kedalam bahasa jawa. Di hari pernikahan kartini kyai sholeh menghadiahinya terjemahan  Al-Qur'an ( Faizhur Rahma...

[MENOLAK TAKLUK]

Jenderal Soedirman pastinya tau benar akan penyakit komplikasi Tuberkulosis yang merusak paru-parunya dan ia bawa bergerilya keluar masuk hutan hingga harus ditandu naik turun bukit. Saya yakin setiap dokter akan menyarankannya Istirahat. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Soekarno juga bukan orang yang tidak mengerti akan penyakitnya saat menolak operasi ginjal. Namun ia tetap memilih masih menjalankan pemerintahan republik  padahal iya mengalami hipertensi yang dipengaruhi ginjalnya, ginjal kiri tidak berfungsi maksimal sedang fungsi ginjal kanan tinggal 25%. Ada juga penyempitan pembuluh darah jantung  pembesaran otot jantung bahkan gejala gagal jantung. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? RA Kartini tak berhenti berjuang lewat literasi dengan berkorespondensi walau ia kemudian mengalami pre-eklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan, persalinan atau nifas) saat melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Apakah ini menolak takluk oleh sakit? Pernahkan ki...

[SURAT JURU BICARA LISAN DAN HATI]

Setelah mengundurkan diri dari posisi wakil presiden mendampingi Soekarno akibat perbedaan pandangan, bukan berarti membuat hubungan Hatta dengan pasangan dwi tunggalnya itu benar-benar terputus. Persaudaraan dan persahabatan diantaranya tetap berjalan, salah satunya Hatta masih menulis surat-surat masukan pada presiden Soekarno, selain tulisan-tulisannya di koran. Entah apakah surat itu dibaca atau diterima pesan didalamnya. 1902, perempuan 23 tahun ini banyak menuliskan perasaan dan pikiran keseorang wanita dibenua Eropa nun jauh dari Indonesia. Korespondensi mereka tak kurang dari 115 pucuk surat yang kemudian dihimpun menjadi buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Mereka berdua adalah RA Kartini dan Nyonya Rosa Abendanon-Mandri, istri Direktur Pendidikan, agama dan industri Hindia Belanda. Banyak orang yang tidak dapat mengungkapkan perasaan dan masukan secara langsung pada orang lain, hingga diperlukan media pesan dengan secarik kertas. Surat, sebuah saksi pera...