Langsung ke konten utama

049 [WASPADAI PERKATAAN]


Ruang interaksi menyediakan tempat untuk berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak. Sehingga membutuhkan bahasa dan kata untuk menyampaikan pesan dan isi perasaan. Lisan menjadi aktor utama. Walaupun tak bertulang ia sangat lihai membuat orang bahagia, bahkan jika tidak dijaga akan meninggalkan banyak luka. 

Allah SWT Maha Mengetahui setiap apa yang ada dalam hati hambanya. Apakah benar dengan yang diucapkan. Kadang ada gap antara kata yang keluar dengan isi kepala dan hati mereka. 

Sehingga ketergelinciran kata begitu diperingatkan bahayanya, "Mereka dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan." (QS. Al-Maidah:64). Langit saja melaknat, apalagi penduduk bumi. 

Akhir-akhir ini terasa sekali para oknum pemimpin memilih dan menggunakan kata dengan rasa "bahasa terminal" atau ceplas-ceplos "kalimat pasar". Kemudian akan viral dan menjadi kata yang menjadi tutur hingga ke anak-anak. Kata yang kasar dan kurang santun akhirnya memenuhi jagad interaksi bukan hanya pada yang sebaya, tapi juga saat berbicara pada yang lebih tua. Kata "anjir" yang berasal dari nama hewan "anjing" merupakan bentuk umpatan, kini sudah menjadi ucapan lumrah dan nyaris sering didengar dalam keseharian. Nah, sebentar lagi kata "ndasmu" berpotensi serupa. 

Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda pada Muadz bin Jabal seraya menunjuk lisannya, "Jaga ini baik-baik."

Lalu Muadz bertanya, "Apakah kita dihukum atas apa yang kita ucapkan  wahai Rasulullah?"

Kemudian Nabi menjawab, "Kamu ini bagaimana wahai Muadz. Tidaklah orang-orang ditelungkupkan di atas wajah mereka di neraka melainkan karena lisan-lisan mereka!."

Jangan remehkan setiap perkataan. Satu kata dapat membawa ke surga dan bisa menjerumuskan ke neraka. 

"Maka, Allah memberi pahala kepada mereka atas sesuatu yang mereka ucapkan." (QS. Al-Maidah:85)

Rumah Merpati 22, 24 Februari 2025
#rehatiwanisnpiring #MariBerbagiMakna #IWANwahyudi #MemungutKataKata
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

198 [MELAWAN DENGAN DIAM]

“Reaksi tak selamanya berupa aktivitas membalas. Diam pun merupakan pilihan reaksi dalam bentuk damai yang tidak dapat disepelekan." Ada aksi, maka akan ada reaksi. Reaksi ada yang berbentuk spontan dan ada yang dipersiapkan. Reaksi yang dipersiapkan ada kalanya dalam waktu dekat atau waktu lambat. Bahkan saking lambatnya banyak yang mengira reaksi diam sebagai pasrah dan kalah. Ketika serangan pertama !srael ke Iran yang memicu peperangan keduanya selama sembilan hari terakhir, dilaporkan terjadi di Teheran pada Jumat (13/06), sekitar pukul 03:30 waktu setempat. Dengan “Operasi Singa Bangkit" (Operation Rising Lion) mereka mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur yang menjatuhkan lebih dari 330 amunisi ke sekitar 100 target di seluruh Iran.  Tak menunggu lama, pada Jumat malam itu juga melalui Operasi yang diberi nama Operation True Promise III, Iran meluncurkan serangan balasan besar-besaran yang terdiri dari lebih dari 150 rudal balistik dan 100 drone ke berba...

199 [KOPI DAN CERITA]

Saya bukan pecandu kopi, bila tidak minum dalam takaran atau porsi tertentu setiap hari akan tidak karuan rasa diri bahkan pusing. Cuma penikmat tipis-tipis.  Dari beberapa hari yang lalu, pengen sekali meneguk Kopi Sevel, kopi 7 elemen salah satu produk HNI. Dulu namanya kopi Radiks, sejak tanggal 21 Desember 2023 berganti nama. Namun, tetap mempertahankan 7 elemen herbal yang sama dengan Kopi Radiks, yaitu biji, akar, batang, kulit, daun, bunga, dan buah.  Hal itu yang menyebabkan Ahad Sore, 22 Juni 2025 kemarin saya merapat ke berugak pendopo beliau di Karang Baru, Mataram. Selain sudah lama juga tidak kopi darat, hanya kopi online di udara maya.  Pertama jumpa dengan Bang Herwan Kjt  @herwansangjiewa (baju hitam) tahun 2016 silam saat menunggui ibu yang dirawat inap di Rumah Sakit Harapan Keluarga (RSHK) Mataram. Beliau salah satu karyawan di sana sejak 2021 hingga 2019. Hari itu shalat Jum'at perdana di Masjid RSHK dengan disain uniknya dari bambu....

200 [NASKAH UNTUK PRABOWO]

“Dengan buku saya bisa pergi kemanapun di dunia, saya bisa belajar dari pengalaman manusia selama ratusan tahun.” (Prabowo Subianto) Saya memasuki ruangan itu dengan mendekap beberapa naskah buku yang sudah diamplop masing-masing. Selain naskah saya juga ada beberapa naskah teman. Kemudian menyerahkannya pada seseorang dalam ruangan salah satu hotel yang memang khusus untuk beberapa orang dengan ditengahnya ada meja rapat yang memanjang dikelilingi oleh mereka.  Beberapa waktu kemudian masuk sosok yang kini menjadi orang nomor satu di negeri ini, Prabowo Subianto. Saya juga kaget, tak menyangka, awalnya hanya diminta serahkan pada staf kepresidenan disalah satu ruangan hotel. Setelah duduk diantara kursi di meja rapat, seseorang menyodorkan selembar kertas pada Mr. President. Setelah sekilas membaca, ia melirik kearah saya duduk beliau tiba-tiba bertanya, “Loh, Wan buku kamu mana? Kok g ada”. Saya dengan singap berdiri dan melangkah kesamping beliau untuk melihat lembar...