Langsung ke konten utama

038 [JADI SAUDARA SETAN]


Satu-satunya keadaan yang memaksa seseorang berhemat dan berhasil adalah ketika uang telah menipis dan nyaris habis. 

Kita akan rela bahkan mengurangi jatah makan, apalagi hal lain yang tingkat pentingnya tak segenting urusan kebutuhan paling pokok dan utama  bernama makan. 

Pada kondisi itu, betapa terasa dan berharganya uang 100 rupiah. Dalam kondisi biasa itu nyaris tidak masuk dalam hitungan, saking receh dan benar-benar recehannya. 

Hemat sudah tak lagi pangkal kaya, tapi hemat menghindari melarat. Beda dengan hemat untuk menabung, pasti ada harapan kaya. 

Saya masih ingat ketika masa mahasiswa menjadi panitia kegiatan seminar. Jika petugas acara seperti MC, moderator, pembaca do'a bahkan pembicara adalah dari internal organisasi, bisa dipastikan tidak ada amplop honor. Dapat nasi bungkus  dan snack kota sudah Alhamdulillah. Tapi, jika itu dilaksanakan oleh pemerintah, jelas ada honornya lembaran warna merah bergambar dwi tunggal proklamator kemerdekaan RI. Bahkan jadi panitia saja sudah dapat. Bisa dobel dong, banget. 

Berarti negara kita lagi begitu dong situasinya bang? Lagi boke alias kere bin dompet kosong. Persis, negara kita tetap kaya sumberdaya alamnya. Tapi kantong lagi kering. Belum lagi jatuh tempo tagihan hutang. 

Kenapa bisa begitu? Apalagi kalau bukan boros saat berada. "Pesta-pesta" menghambur uang tanpa terkira. 

"Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (QS. Al Isra: 27)

Astaghfirullah.... besti nya setan berarti. 

Rumah Merpati 22, 07 Februari 2025

#reHATIwan #reHATIwanInspiring #MariBerbagiMakna #IWANwahyudi 

@rehatiwaninspiring 
www.rehatiwan.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

135 [MULAI DARI DIRI SENDIRI]

Saya bersyukur kembali Allah SWT takdirkan di majelis ini. Acara syawalan atau halal bi halal Forum Lingkar Pena (FLP) NTB. Kopi darat macam ini mulai langka, tergusur dengan media komunikasi online yang begitu derasnya ditambah dengan kesibukan juga rutinitas yang kadang tak menyisakan jadwal yang bisa mempertemukan. Hingga ada yang berseloroh, "Bisanya kalau direncanakan tidak jadi-jadi, dan bila dadakan akhirnya jadi". Maaf pinjam kata-kata hari ininya Mbak Ciesel Dina Syihabna .  Dari pertemuan dua halal bi halal sepanjang hari Sabtu (19 April 2025) ini saya mendapatkan setidaknya di ingatkan kembali dua hal berharga.  Pertama, mendatangi bukan tunggu didatangi. Dua hal ini berbeda satu aktif dan satu lagi pasif. Biasanya jika punya kepentingan baru semangat mendatangi dan jika sedikit memiliki kelebihan timbul rasa harus didatangi. Jika di tarik dalam bahasa pergerakannya, membuat momentum atau menunggu momentum. Bila di bawa pada ruang kepemimpinan saya teri...

04 [SULTAN ABDUL KHAIR SIRAJUDDIN LAHIR]

Sultan Abdul Khair Sirajuddin dikenal juga dengan nama La Mbila, orang Makassar menyebutnya " I Ambela ". Beliau dinobatkan menjadi Sultan ke II pada tahun 1050 H (1640 M).  Sultan wafat pada tanggal 17 Rajab 1098 H dan dimakamkan di Pemakaman Tolo Bali Bima. Pada masanya Upacara U'a Pua menjadi salah satu Upacara Besar Resmi Kesultanan Bima sejak tahun 1070 H. 

130 [MENULIS TIADA HABISNYA]

"Benar-benar membaca dan membaca benar-benar." Kalimat itu menjadi salah satu kata-kata hari ini yang disampaikan oleh Ibu Drs. Dwi Pratiwi, M. Pd, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB ketika menerima silaturahim kami Forum Lingkar Pena (FLP) Provinsi NTB pagi ini.  Sosok yang baru saja menjabat 1 Maret 2025 itu menceritakan program pendampingan komunitas hingga lokus pustakawan sekolah, tingkat pemahaman literasi NTB masih rendah,  literasi naskah-naskah kuno hingga program literasi di kawasan desa wisata.  Saya dalam kesempatan berharga itu menyampaikan kegelisahan dan beberapa masukan.  1. Menumbuhkan literasi di mulai dari sekolah. Hal ini seiring dengan rendahnya literasi sekolah sehingga perlu perhatian juga kebijakan kongkrit dari semua institusi pemerintah yang terkait.  2. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi dengan komunitas literasi baik komunitas yang terdata (memiliki legal formal berakta pendirian) hingga komunitas...